Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus berupaya menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Untuk menjaga rasio kredit bermasalah atau biasa disebut NPL (Non Performing Loan), salah satu strategi yang dijalankan BRI yakni dengan cara penjualan agunan untuk kredit yang sudah bermasalah.
Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto mengatakan bahwa penjualan agunan merupakan salah satu bagian dari recovery aset bermasalah selain upaya penyelesaian lainnya.
“Mayoritas aset bermasalah yang terjual merupakan segmen ritel, yakni 83,85% dari seluruh penjualan melalui lelang dan dampaknya,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (2/6).
Ia melanjutkan, BRI terus meningkatkan strategi pemasaran aset bermasalah melalui platform pemasaran digital website BRI info lelang yakni infolelang.bri.co.id, di samping upaya pemasaran seperti kerjasama dengan broker properti, mengikuti dan menyelenggarakan expo lelang, gathering nasabah inti dan sebagainya.
Baca Juga: Penyaluran KPR Non Subsidi BRI Tumbuh 9,34% Per April 2024
Di samping itu, pendapatan recovery BRI yang diperoleh dari penjualan aset bermasalah baik lelang maupun non lelang sampai dengan April 2024 mengalami pertumbuhan double digit.
Pada tahun ini, BRI optimistis target pendapatan recovery dari penjualan aset bermasalah dan penyelesaian lainnya dapat tercapai. Target tersebut seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai stabil, serta dibantu dengan peningkatan pemasaran agunan melalui website BRI maupun expo lelang dan peningkatan kerja sama dengan pihak ketiga seperti DJKN/KPKNL, BPN, Pengadilan, Balai Lelang, Broker Properti dan sebagainya.
“Diharapkan dengan berbagai upaya recovery aset bermasalah yang telah kami tempuh akan berdampak juga dalam menjaga NPL BRI yang di tahun 2024 ditargetkan berada di sekitar 3%," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News