kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.199   58,32   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   10,55   0,96%
  • LQ45 877   11,13   1,28%
  • ISSI 220   0,58   0,27%
  • IDX30 448   5,78   1,31%
  • IDXHIDIV20 540   5,39   1,01%
  • IDX80 127   1,30   1,03%
  • IDXV30 134   0,24   0,18%
  • IDXQ30 149   1,59   1,08%

BRI: Holding ultra mikro tidak akan mematikan koperasi


Senin, 09 Agustus 2021 / 12:40 WIB
BRI: Holding ultra mikro tidak akan mematikan koperasi
ILUSTRASI. Kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI).


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Anna Suci Perwitasari

Selain itu, Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Usaha Sejahtera, Karsan mengungkapkan, pihaknya sepakat dengan langkah pemerintah membentuk holding ultra mikro. Mengingat segmen ini perlu terus digarap karena masih banyak pelaku usaha yang belum tersentuh layanan keuangan formal.

Karsan berharap integrasi yang tercipta dalam holding dapat tetap terbuka dan bersinergi dengan koperasi. "Kami tidak terlalu khawatir dengan kompetisi, karena anggota koperasi itu loyal. Namun kami butuh juga integrasi untuk bisa perluasan, terlebih kami bisa melakukan pemberdayaan lebih kuat dibanding perbankan," lanjut dia.

Senada, Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Soliamitra, Suhada menegaskan, holding ultra mikro adalah terobosan dari pemerintah untuk dapat lebih mengintegrasikan kinerja perusahaan pelat merah dalam membantu pelaku usaha di segmen mikro dan ultra mikro. 

"Kami tentu ikut mendukung upaya pembentukan holding. Apalagi kami melihat tujuannya baik untuk integrasi (menopang kinerja usaha mikro),” ujar dia. 

Dengan adanya holding, Suhada juga berharap layanan jasa keuangan oleh perusahaan pelat merah akan semakin luas. Di sisi lain, Suhada meyakini ongkos jasa layanan keuangan akan terpangkas dengan kehadiran holding sehingga menguntungkan pelaku usaha kecil dan koperasi.

Baca Juga: Holding ultra mikro dinilai mampu membuat ekosistem pembiayaan lebih kompetitif

Terkait hal tersebut, Sunarso memastikan, pihaknya sudah menetapkan value proposition bagi pelaku usaha ultra mikro, sebagai target pasar dari holding tersebut. Yakni produk yang komprehensif, kemudian akses yang lebih luas, dan yang terpenting adalah integrasi data base. 

Untuk itu, langkah tersebut menurutnya perlu ditopang dengan joint customer acquisition, penyediaan micro payment hingga layanan beyond banking.

Melalui nilai-nilai yang dijanjikan tersebut harapannya dapat mengubah persepsi di masyarakat bawah bahwa transaksi melalui layanan jasa keuangan resmi tidak sulit.

Dengan demikian pelaku usaha ultra mikro bisa mengambil manfaat yang optimal atas holding yang memang dihadirkan negara untuk mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan segmen tersebut. 

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengungkapkan bahwa dalam dalam waktu dekat BRI akan melakukan rights issue guna memuluskan rencana holding ultra mikro. Melalui aksi tersebut, Pegadaian dan PNM akan masuk ke ekosistem ultra mikro di bawah kendali BRI.

“Ini akan jadi suatu game changer kita ingin bahwa Himbara tidak hanya akan memberikan pembiayaan ke sektor formal tapi setengah formal juga,” ujar Tiko.

Dia menjelaskan dengan adanya holding ultra mikro ini, BRI dapat menjangkau kredit yang di bawah Rp 10 juta. Dia menambahkan hingga saat ini terdapat 60 juta orang yang belum bisa capai mengakses pembiayaan yang formal dan diharapkan ke depannya 30 juta orang dapat diarahkan ke sektor formal.

Selanjutnya: Tak bertenaga, rupiah spot melemah ke Rp 14.374 per dolar AS pada tengah hari ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×