Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lemahnya permintaan kredit telah membuat fungsi intermediasi perbankan lesu. Kendati demikian, Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melihat segmen kredit mikro masih bisa tumbuh optimal di tengah pandemi.
“Saya ceritakan, betapa sulitnya mendorong permintaan kredit. Namun bisa kita lihat, ternyata di masa sulit ini, yang bisa tumbuh dobel digit itu di segmen mikro. Kredit mikro BRI tumbuh 12,4% yoy menjadi Rp 360 triliun per Maret 2021,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso pada Selasa (15/6).
Lanjut Ia, kredit kecil dan menengah BRI turun 2,2% yoy menjadi Rp 213,2 triliun hingga tiga bulan pertama 2021. Kredit konsumsi masih mampu tumbuh 1,7% yoy menjadi Rp 145,1 triliun pada kuartal pertama 2021.
Baca Juga: Ini tiga fokus utama Bank Mandiri mengejar pertumbuhan kredit hingga 12%
“Secara total, maka kredit UMKM tumbuh 5,5% yoy menjadi Rp 718,3 triliun. Kredit korporasi itu minus 12,3% yoy menjadi Rp 178,2 triliun. Sehingga total pertumbuhan kredit BRI 1,4% yoy menjadi Rp 896,5 triliun,” papar Sunarso.
Kredit tumbuh hanya 1,4% yoy ini menurut Sunarso karena pengalihan aset BRI Syariah yang tadinya dicatat secara konsolidasi di BRI. Kini dicatat di Bank Mandiri seiring mergernya bank syariah milik BUMN. Sunarso menambahkan portofolio BRI konvensional yang cukup besar harus di konversi ke Bank Syariah Indonesia terkait kebijakan Qanun Aceh.
Lanjut ia, BRI berkomitmen menyalurkan kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah. Lantaran bank bersandi saham BBRI ini berhasil mengerik komposisi UMKM ke total kredit hingga 80,12% per Maret 2021.
“Dulu-dulu, BRI itu untuk mencapai 80% ke UMKM berat. Rata-rata paling besar 78%. Namun sekarang, dengan memacu kredit di mikro, kita jaga di 80,12% portofolio kredit ke UMKM,” tambahnya.
Selanjutnya: Kolaborasi antara bank dan fintech semakin meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News