Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Syariah Indonesia (BSI) optimis bahwa keberadaan ekonomi syariah menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional.
Hal ini ditunjang oleh integrasi aspek komersial dan sosial yang diterapkan oleh BSI dan menjadi model dalam membangun resiliensi ekonomi berbasis ekosistem halal.
Chief of Economist PT. Bank Syariah Indonesia Tbk, Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan pertumbuhan ekonomi di 2021 diperkirakan akan dekati 5%.
“Kebijakan fiskal countercyclical, meningkatnya mobilitas masyarakat dan momen Ramadhan menjadi growth driver pada kuartal mendatang. Selain itu,akselerasi peningkatan ZISWAF diharapkan dapat dioptimalkan sebagai instrumen safety net untuk membangun ketahanan ekonomi umat,” kata Banjaran dalam keterangan resminya, Kamis (27/5).
Baca Juga: Bank DKI dan DMI Provinsi DKI Jakarta salurkan dana bantuan tempat ibadah Rp 142,3 M
Ia juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi makro pada kuartal 2 ini didorong oleh berbagai faktor diantaranya pemulihan konsumsi masyarakat, percepatan program vaksinasi, insentif pajak kendaraan bermotor, serta rencana penerapan kegiatan belajar mengajar secara luring pada tahun ajaran baru.
Seperti diketahui, berbagai langkah dan strategi untuk pemulihan ekonomi nasional telah dilakukan. Pemerintah telah mendorong pemulihan ekonomi melalui berbagai program diantaranya dengan meningkatkan belanja pemerintah serta akselerasi implementasi program PEN.
Dengan realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional di sektor kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, subsidi UMKM dan subsidi korporasi sebesar Rp 155,63 Triliun.
Di sektor perbankan sendiri, OJK telah memberikan stimulus relaksasi PPnBM untuk pembiayaan kendaraan baru, DP 0% untuk property dan fokus membangun industri UMKM melalui digitalisasi transaksi di berbagai platform e-commerce.
Generasi milenial sebagai digital native diprediksi menjadi agen penggerak untuk pertumbuhan ekonomi berbasis digital melalui pola konsumsi yang unik di platform media sosial, aplikasi dan online.
Hingga saat ini, BSI terus memperkuat layanan digital. Konsistensi ini berhasil mendorong peningkatan volume transaksi kanal digital BSI yang tercatat mencapai Rp40,85 triliun pada Maret 2021. Kontribusi terbesar volume transaksi tersebut berasal dari layanan BSI Mobile yang naik 82,53% secara tahunan (yoy).
Baca Juga: Pasca merger, Bank Syariah Indonesia relokasi dua kantor cabang
Dari sisi aspek sosial, ZIS sebagai instrumen syariah memiliki peran penting sebagai instrumen pemerataan pendapatan dan jaring pengaman sosial.
Bank Syariah Indonesia bersama BAZNAS berkomitmen untuk meningkatkan optimalisasi zakat melalui penghimpunan dan penyaluran ZIS, kerjasama perbankan dan layanan counter untuk BAZNAS di seluruh Indonesia, kerjasama fitur smart donation, co-branding dan program promo, layanan standing instruction bagi nasabah untuk pembayaran ZIS, kerjasama layanan perbankan zakat ASN, kerjasama publikasi dan peningkatan literasi layanan ZISWAF dan kerjasama penyaluran zakat serta penyaluran CSR.
Selanjutnya: Permudah nasabah, PermataBank rilis layanan tarik tunai gratis di gerai Indomaret
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News