kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BSM ingin porsi pembiayaan di sektor keuangan berkelanjutan capai 15%


Rabu, 28 November 2018 / 22:48 WIB
BSM ingin porsi pembiayaan di sektor keuangan berkelanjutan capai 15%
ILUSTRASI. Bank Mandiri Syariah


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - CIREBON. Guna menjalankan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 51 tahun 17 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan, PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) akan menerapkan prinsip sustainable finance tahun 2019.

Rencana program disampaikan bersamaan dengan Rencana Bisnis Bank tahun 2019 sesuai ketentuan POJK 51 tahun 2017. Direktur Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa mengatakan dalam jangka panjang Mandiri Syariah ingin meningkatkan jumlah porsi pembiayaan di sektor ini hingga 15% dari total pembiayaan.

"Ada tiga subsektor yakni pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Biasanya jarang bank yang lewat angka 10%. Secara risiko sudah kami lakukan assessment. Sampai saat ini portofolio ketiganya masih di bawah 10% dari total pembiayaan," ujar Putu, Rabu (28/11).

Alasan Mandiri Syariah tidak menargetkan porsi pembiayaan di sektor sustainable finance sebesar 15% dalam waktu dekat karena ingin menjaga kualitas pembiayaan. 

Putu menyatakan hingga akhir tahun, Mandiri Syariah akan menjaga rasio pembiayaan bermasalah (NPF) di bawah 4%.

Hingga September 2018, anak usaha dari PT Bank Mandiri Tbk ini mencatatkan NPF sebesar 3,6%. Sedangkan realisasi pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,11% secara tahunan menjadi Rp 65,24 triliun.

Mulya E Siregar, Komisaris Utama Mandiri Syariah menyampaikan sebelum ketentuan OJK lahir, bank syariah sudah berkomitmen pada implementasi prinsip sustainability di dalam ketentuan dan operasionalnya.

"Aktivitas perbankan yang dijalankan Mandiri Syariah sejalan dengan maqasid al syariah atau nilai-nilai syariah. Kini menjadi makin kuat sejalan POJK 51 tahun 2017," jelasnya.

Lebih lanjut Mulya E Siregar menyampaikan ada dua kelompok besar dalam program sustainable finance Mandiri Syariah. Pertama, sustainable finance terkait bisnis, yang mencakup produk dan layanan, governance, dan capacity building.

"Sektor bisnis yang diutamakan adalah pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur khususnya pada program-program pemerintah," jelas Mulya.

Putu Rahwidhiyasa, Direktur Mandiri Syariah menjelaskan walaupun program sustainable finance baru akan dijalankan pada tahun 2019 sesuai regulasi OJK namun Mandiri Syariah telah memulainya melalui salah satu program yaitu Program Desa Mandiri Syariah di Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×