Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan pihaknya berencana untuk kembali melakukan penggalangan dana di semester II 2020 lewat skema sekuritisasi.
Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri Bank BTN Nixon LP Napitupulu bilang nilainya ditargetkan bisa mencapai Rp 2 triliun.
Baca Juga: BI catat devisa hasil ekspor sebesar US$ 33,44 juta di kuartal I 2020
Akan tetapi, berbeda dari sekuritisasi BTN sebelumnya, kali ini pihaknya sedang mencoba skema restrukturisasi ritel. "Kalau biasanya kan kami wholesale, ini kami ingin coba yang ritel. Kuponnya bagus dan rating-nya AAA," jelasnya dalam video conference di Jakarta, Jumat (24/7).
Menurut Nixon, instrumen sekuritisasi ritel ini akan menjadi tawaran investasi yang menarik bagi investor ritel. Lantaran, berbeda dengan obligasi atau surat utang lainnya, sekuritisasi memiliki underlying yang kuat yakni kredit KPR BTN.
Artinya, risikonya sangat rendah. Selain bunga yang kecenderungannya lebih menarik, sekuritisasi ritel juga memiliki ciri outstanding yang terus menurun secara bertahap.
"Kalau misalnya beli ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dengan tenor 3 tahun, akan ada risiko pembayaran dilakukan di tahun ketiga. Kalau sekuritisasi ini dibayar terus tapi outstanding-nya menurun," lanjutnya.
Baca Juga: Restrukturisasi kredit BTN sudah mencapai Rp 36,4 triliun di akhir Juni 2020
Nixon mengatakan pihaknya sudah menunjuk perusahaan manajer investasi untuk melancarkan aksi korporasi ini. Sekaligus menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sebagai mitra. Walau belum final, dimungkinkan aksi tersebut bisa berlangsung pada Agustus 2020 mendatang.
Ini bukan menjadi kali pertama aksi korporasi BTN di tahun ini. Terbaru, BTN sudah menerbitkan obligasi berkelanjutan IV. Pada tahap I obligasi berkelanjutan ini BTN berencana menggalang dana sebesar Rp 1 triliun yang akan dipakai untuk memperluas ekspansi kredit.
Obligasi ini sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN tahun 2020 - 2022, yang akan digunakan perseroan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan.
Baca Juga: Sri Mulyani harap pemulihan ekonomi bisa terjadi di kuartal III
Selain itu, bank spesialis pembiayaan perumahan ini juga telah menerbitkan Junior Global Bond sebesar US$ 300 juta yang terbit dan oversubscribed lebih dari 13 kali permintaan pada awal tahun 2020 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News