Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan meluncurkan produk kredit pemilikan rumah (KPR) mikro pada Januari 2017. Penyaluran KPR ini akan fokus pada pekerja informal dengan pendapatan di bawah Rp 4,5 juta per bulan.
Direktur Utama BTN Maryono menyebut BTN akan bekerja sama dengan sesama badan usaha milik negara (BUMN) Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) sebagai penyedia rumah. "Untuk rumahnya sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta. Harga totalnya belum tahu karena belum termasuk tanah," pukas Maryono saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (13/12).
BTN meyakini KPR mikro dapat membantu mengurangi tingkat kekurangan rumah (backlog) untuk masyarakat yang saat ini jumlahnya mencapai 13,3 juta unit rumah. Lewat KPR ini, Maryono menargetkan tingkat kekurangan jumlah rumah paling tidak dapat berkurang sekitar 2,6 juta unit atau sekitar 20%.
Sebagai langkah awal, BTN akan menyasar pekerja mikro seperti nelayan, petani, penjual makanan keliling dan pekerja informal lain yang memperoleh pendapatan tidak tetap.
Sampai saat ini, BTN masih sedang menyusun skema untuk segmen mikro ini. Adapun untuk bunga KPR mikro, meski belum resmi diluncurkan Maryono mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar bunganya disubsidi. Jika begitu, ada kemungkinan bunga KPR mikro akan berkisar di level 5% sesuai bunga KPR subsidi.
Kendati memiliki potensi rasio kredit bermasalah, Maryono mengatakan penyaluran KPR ini tidak akan terlalu sulit untuk dilaksanakan. Ia pun mencontohkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang telah berhasil menyaluran kredit mikro. "Nanti kita buat skemanya, sebetulnya nanti seperti kredit mikro BRI cuma kita lebih bagus" katanya.
Ia mengatakan pada tahun depan, pilot project KPR mikro ini akan dilakukan di wilayah DKI Jakarta dan daerah pesisir sekitar pulau Jawa. BTN juga mengaku sudah menyiapkan anggaran untuk pilot project ini agar sudah bisa dimulai awal tahun depan. "Besaran persis dananya triliunan. Tahun depan yang jelas kita sudah bisa mulai bangun, kita ikut keputusan Perumnas untuk lokasi dan targetnya," imbuh Maryono.
Sebagai informasi, per Oktober 2016 BTN mencatatkan kinerja yang cukup bagus. Terlihat dari laba yang naik sebesar 32,92%. Kenaikan ini ditopang dari pertumbuhan bunga bersih menjadi 11,73%. Sementara beban operasional lain hanya naik tipis 3,38% menjadi Rp 3,7 triliun. Selain itu, pertumbuhan kredit BTN juga naik di atas rata-rata industri sebesar 15,89% menjadi Rp 141,6 triliun.
Sementara itu, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN per Oktober 2016 tumbuh 18,35% menjadi Rp 137,21 triliun dibanding perolehan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 115,93 triliun. "BTN ke depan tetap konsisten melayani masyarakat. Ke depan kammi target bisa mencapai 600.000 unit rumah per-tahun," ujar Maryono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News