Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengembangkan layanan keuangan berbasis digital atau financial technology (fintech).
Pada kesempatan ini, BTN menggandeng Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman untuk menjajal aplikasi fintech yang diracik bersama dengan PT Data Aksara Matra, perusahaan pengembang fintech.
Kerja sama ketiga pihak ini dimaktubkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang dilaksanakan di sela-sela kunjungan Presiden Joko Widodo dan Kementerian Perindustrian di Kawasan Industri Greenland International Industrial Center, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Acara penandatanganan MoU dilakukan Direktur Utama BTN, Maryono, Pemimpin Pondok Pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Waheeda Binti Abdul Rahman dan Direktur Utama PT Data Aksara Matra, Aditya Riyadi untuk memberikan dukungan terhadap Kementerian Perindustrian dalam Program Pengembangan industri di Pondok Pesantren.
“Kami ingin mengembangkan dan meningkatkan kapasitas kemandirian Pondok Pesantren sehingga industri yang mereka kelola bisa berkembang lebih baik,” kata BTN, Maryono, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis dalam rilis yang diterima KONTAN (29/7).
Adapun aplikasi fintech yang dikembangkan PT Data Aksara Matra untuk Pondok Pesantren tersebut bernama Mobile Fintech Ponpes. Ponpes Ashriyyah menjadi sasaran pertama BTN karena memiliki 15.000 santri, 15.000 wali santri, 300 guru, serta 31 unit usaha.
BTN nantinya berperan sebagai pooling fund yang menyediakan produk serta jasa perbankan yang mendukung kesejahteraan masyarakat Pondok Pesantren.
“BTN akan menyediakan fasilitas rekening ponsel sehingga para santri bisa melakukan registrasi pembukaan rekening, top up saldo dan transfer antar rekening BTN serta bank lain,” kata Maryono.
Sejumlah produk unit usaha syariah BTN (BTN Syariah) akan mudah diakses oleh para santri ,wali santri maupun pengajar di Pondok Pesantren, seperti rekening gaji atau payroll, giro, deposito, tabungan bernisbah lebih (Tasbih), tabungan Haji dan Umroh, dan lain sebagainya.
Selain produk tabungan, para santri dan pengajar ponpes juga bisa meraih pembiayaan baik KPR maupun modal kerja dan investasi. “Kami melihat banyak sekali wirausahawan yang tumbuh dan berkembang dari pondok pesantren sehingga untuk lebih memotivasi, kami berikan kemudahan akses layanan produk perbankan ditambah aplikasi baru ini,” kata Maryono.
Financial Technology merupakan salah satu strategi BTN dalam transformasi digital Bank BTN yang digelar sejak 2015. Sejumlah inovasi telah dilakukan BTN dalam transformasi ini diantaranya merilis aplikasi BTN Digital Solutions, portal BTN properti untuk pengajuan aplikasi KPR online dan jual beli properti serta pembukaan Smart Branch BTN.
Transformasi tersebut gencar dilakukan untuk memperkuat BTN dalam perannya sebagai agen perubahan ekonomi dan agen pelayanan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Maryono menambahkan dengan menggandeng ponpes, BTN juga membidik dana murah dan penyaluran pembiayaan. Hal Ini merupakan salah satu strategi UUS BTN untuk menggapai target DPK Tahun 2017 yang mencapai Rp 17 triliun dan target pembiayaan sebesar Rp 17,3 trilun.
Pada kuartal II tahun ini Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN mencatatkan kinerja positif sejalan dengan BTN konvensional.
Per kuartal II 2017, UUS BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 15,82 triliun atau tumbuh 27,15% yoy dari Rp 12,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penghimpunan DPK BTN Syariah pun tercatat naik 20,34% yoy dari Rp 12,99 triliun menjadi Rp 15,63 triliun pada Juni 2017. Dengan catatan positif tersebut, aset UUS BTN tumbuh 22,33% yoy menjadi Rp 19,33 triliun pada Juni 2017 dari Rp 15,8 triliun di bulan yang sama tahun lalu.
Laba bersih unit syariah ini juga melesat 30,03% yoy dari Rp 151,3 miliar pada Juni 2016 menjadi Rp 196,72 miliar di bulan yang sama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News