Reporter: Roy Franedya | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus berusaha meningkatkan pendapatan nonbunga (fee based income) untuk mendukung kinerja keuangan. Salah satunya memperbanyak kerjasama dengan institusi lain dalam pengiriman uang. Seperti dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Dalam kerjasama ini, BTN bertindak sebagai agen produk Delivery Money Access atawa Delima milik Telkom. Jadi, setiap pengiriman uang melalui layanan Delima dapat dicairkan di cabang BTN. Pada tahun ini, pencairan uang berlangsung di cabang BTN di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Layanan ini akan diperluas ke semua cabang pada tahun depan. Nasabah dikenakan fee Rp 12.000 per transaksi
Direktur Utama BTN, Iqbal Latanro, mengatakan BTN menjadi agen Delima karena potensi remittansi domestik cukup besar. Selain itu, Telkom punya jaringan luas dan pelanggan yang melimpah. Ini bisa jadi peluang bagi BTN untuk meningkatkan nasabah. "Sekarang banyak masyarakat yang tidak punya rekening bank tetapi punya telepon genggam, peluang ini kami manfaatkan," ujarnya, Rabu (5/9).
Wakil Direktur Utama Telkom, Indra Utoyo, mengatakan dalam kerjasama ini, Telkom menyediakan jaringan virtual sementara BTN jaringan fisik. Bagi Telkom, sinergi ini akan meningkatkan penetrasi dan layanan Delima. Sedangkan BTN mendapatkan bagi hasil dari fee transaksi dan cash management dana nasabah. "Jika dana masuk dan ditambahkan oleh pengguna Delima, dananya harus mengendap di bank karena Telkom tidak bisa mengelola dana," ujarnya.
Pengguna Delima yang melampirkan identitas lengkap boleh mengirim uang maksimal Rp 5 juta. Bila identitasnya kurang lengkap maksimal hanya Rp 1 juta. Saat ini rata-rata transaksi Delima per bulan Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.
Direktur Consumer Banking BTN, Irman A. Zahiruddin, mengatakan dana nasabah Delima yang mengendap di bank tidak dapat bunga. "Bila transaksinya besar bisa menurunkan biaya dana," ujarnya. Per Juni 2012, fee based income BTN mencapai Rp 305 miliar, meningkat 9,72% dari akhir Juni 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News