Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2019 pertumbuhan kredit perbankan lebih deras dibanding awal 2018. Lihat saja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit naik 11,97% jauh per Januari 2019, realisasi tersebut lebih tinggi dibanding Januari 2018 dan 2017 yang masing-masing tumbuh 7,4% dan 8,28% secara year on year (yoy). Meski begitu, perbankan menilai pertumbuhan kredit tahun ini tak akan lebih kencang dari tahun lalu.
Namun, tidak semua bank mencatat pertumbuhan kredit lebih tinggi di awal 2019 dibanding tahun lalu. Ambil contoh, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menyatakan per Januari 2019 pihaknya berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,29% yoy.
Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menyebut realisasi tersebut lebih rendah dibanding pencapaian Januari 2018 yang sempat naik 20,23% yoy.
BTN menyebut, tahun ini pertumbuhan kredit diprediksi bakal sedikit melambat bagi perusahaan. Sebabnya, debitur maupun investor masih akan wait and see terkait adanya momen Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April 2019 mendatang. "Namun, diprediksi kredit masih akan tumbuh dua digit di kisaran 12%-13%," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (4/3).
Penopang utama pertumbuhan kredit BTN berada pada realisasi program sejuta rumah di tahun ini. Selain itu, sektor konstruksi juga tetap menjadi andalan perusahaan. "Beberapa proyek pembangunan TOD (transit oriented development) di beberapa wilayah Jabodetabek serta proyek infrastruktur terkait sinergi BUMN juga menjadi pendorong kredit BTN," imbuh Mahelan.
Pada kuartal I-2019 bank bersandi bursa BBTN ini memperkirakan kredit masih bisa tumbuh di kisaran 17%-19%.
Senada, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja justru menilai tahun 2019 laju pertumbuhan kredit tidak akan lebih tinggi dari tahun lalu. "Perkiraan kami tahun ini kredit tidak akan lebih deras dibanding 2018," ujarnya.
Pihaknya hanya meramal pertumbuhan kredit di kisaran sama yakni 10%-15%. Sementara untuk kuartalI-2019, Parwati menyebut kenaikannya tidak akan terlalu tinggi karena belum banyak pencairan kredit.
Sebagai gambaran saja, per Januari 2019 dalam laporan keuangan bulan OCBC NISP baru mencetak pertumbuhan kredit sebesar Rp 113,21 triliun atau naik 8,52% secara yoy. Capaian tersebut jauh lebih rendah dibanding kenaikan pada Januari 2018 yang sempat naik 13,84% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News