kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BTN incar laba akhir tahun Rp 2,4 triliun


Senin, 24 Oktober 2016 / 21:26 WIB
BTN incar laba akhir tahun Rp 2,4 triliun


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk menargetkan laba bersih sampai akhir tahun sebesar Rp 2,4 triliun. Salah satu penyumbangnya adalah penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi untuk mendorong program Satu Juta Rumah.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan program Satu Juta Rumah BTN terutama untuk kelas menengah bawah memang membantu kinerja bank berkode BBTN ini. Sebagai informasi, penyaluran kredit subdisi BTN sampai September 2016 naik cukup tinggi yaitu 41,87% year on year.

Sebagai informasi, sampai September 2016, BTN tercatat mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah laba ini mengalami kenaikan 32,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Commercial Lending Bank BTN Oni Febriarto Rahardjo mengatakan, selain program Satu Juta Rumah, yang membantu kinerja BTN sampai akhir tahun adalah adanya relaksasi loan to value (LTV) yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Namun Oni tidak merinci berapa penambahan kredit BTN dari adanya relaskasi LTV ini.

“Selain KPR subdisi, sampai akhir tahun kami juga akan memacu kredit komersial alias kontruksi untuk pembiayaan anak perusahaan bank BUMN yang terkait properti,” ujar Oni, Senin (24/10).

Selain itu, menurut Maryono, pada sisa tiga bulan terakhir 2016 ini, BTN akan menggencarkan promosi KPR dengan bunga single digit. Selain itu, BTN juga akan meluncurkan KPR subsidi dengan plafon maksimum Rp 200 juta. Hal ini disebabkan karena, permintaan KPR subsidi dengan harga terjangka masih cukup besar.

Maryono, Direktur Utama BTN mengatakan bahwa kenaikan laba ini disebabkan karena kenaikan pendapatan bunga bersih dan kenaikan fee based income. Tercatat BTN mencatatkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 5,5 triliun atau naik 12,9% per akhir September.

Selain itu, sampai September 2016 tercatat kredit dan pembiyaan mengalami pertumbuhan 16,9% yoy menjadi Rp 153,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×