Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menargetkan menjadi bank KPR terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, bank pelat merah ini telah melakukan berbagai strategi, mulai dari transformasi digital, ekspansi ke area bisnis baru, dan memperkuat sinergi dengan serikat pekerja perseroan.
BTN terus melakukan pengembangan ekosistem KPR digital dengan melakukan kolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk dengan platform-platform digital terkait perumahan.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan peluang di sektor perumahan masih sangat besar untuk dikembangkan. Apalagi, pemerintah membidik target rasio keterhunian rumah dan rumah layak mencapai 100% pada 2045.
Menurutnya, untuk mencapai target ekosistem perumahan di 2045 tersebut, dibutuhkan tambahan pasokan hunian mencapai lebih dari 14 juta unit. Jumlah itu juga memerlukan sumber pendanaan yang stabil.
Baca Juga: BTN Proyeksikan Bisnis Wealth Management Naik 20% Sepanjang Tahun Ini
“Kami berupaya mendukung penyelesaian backlog perumahan tersebut dengan beberapa usulan yakni skema baru KPR FLPP, skema baru KPR SSB, Rent to Own untuk MBR Informal, KPR dengan skema Staircasing Shared Ownership, Penetapan Imbal Jasa Penjaminan (IJP), dan pengalihan dana subsidi uang muka ke pembayaran pajak pembeli,” kata Haru dalam keterangan resminya, Selasa (31/1).
Untuk memcapai target tersebut, posisi BTN diperkuat dengan predikat Top 3 Public Listed Companies (PLCs) dan ASEAN Asset Class PLCs dalam ajang Apresiasi dari ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS). Haru bilang, predikat tersebut menandakan bahwa GCG Bank BTN telah mendapatkan pengakuan tidak saja di dalam negeri tetapi juga di ASEAN.
Direktur Human Capital, Compliance & Legal Bank BTN Eko Waluyo menambahkan, predikat tersebut tentu sekaligus menjadi tantangan bagi Bank BTN untuk mempertahankan prestasi dan juga memastikan implementasi dan praktek tata kelola (GCG), serta tetap konsisten untuk melakukan improvement dan penyempurnaan dalam penerapan tata kelola sesuai dengan peraturan perundangan-undangan, regulator dan sesuai best practice.
Menurut Eko, manfaat yang paling dirasakan oleh manajemen perseroan dengan menerapkan tata kelola yang baik dalam perusahaan antara lain peningkatan kepercayaan stakeholders, menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap Bank BTN (stakeholders) dan memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
Manfaat lainnya yakni mampu memperkuat posisi daya saing Bank BTN secara berkesinambungan, memberikan pedoman dalam mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif serta pencapaian kinerja Bank BTN yang berkesinambungan.
Baca Juga: Bankir Yakin Bisnis KPR pada Tahun 2023 Akan Melaju
“Hal ini dapat terlihat pada pencapaian kinerja Bank BTN yang dalam kurun waktu 4 tahun terakhir menunjukkan perbaikan yang sangat baik dimana laba tumbuh 27,52% yoy, kredit dan DPK tumbuh 8% yoy, CASA tumbuh 4,22% yoy dan NPL mengalami perbaikan dengan mengalami penurunan 0,33% yoy,” katanya.
Eko menuturkan, Bank BTN sebagai pelaku bisnis sangat mengharapkan peran Regulator dan Pemerintah dalam penerapan GCG antara lain dengan pemberian insentif rating Tata Kelola yang lebih baik kepada Perusahaan yang telah menerapkan GCG dan ESG.
"Selain itu, juga menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan, melaksanakan peraturan perundang-undangan dan penegakan hukum secara konsisten," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News