Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) bersiap melakukan penjualan aset-aset kredit bermasalah (NPL) di semester II 2023. Penjualan aset diharapkan menjadi penopang pertumbuhan kinerja BTN hingga akhir tahun.
Direktur Utama BBTN Nixon LP Napitupulu bilang BTN telah selesai melakukan konsultasi bersama pihak otoritas, badan hukum, dan aparat hukum. Ia menyebut ada dukungan untuk melakukan penjualan aset kredit bermasalah.
“Secara prinsip mereka telah mendukung transaksi ini mungkin akan kita jalankan Rp 1 triliun,” ujar Nixon saat ditemui di Menara BTN, Rabu (2/8).
Baca Juga: Direksi dan Komisaris BTN Kompak Borong Saham BBTN
Namun, Nixon bilang, ada peluang melakukan penjualan aset-aset NPL tersebut lebih dari sekali di semester kedua ini. Ia menyebut bisa juga penjualan aset NPL ini bisa terealisasi mencapai Rp 2 triliun.
Nixon menambahkan, saat ini muncul fenomena bahwa banyak investor-investor yang mulai mencari aset-aset mangkrak yang dimiliki BTN selama ini. Ia melihat ada kemungkinan investor ini melihat ada momen untuk membangun kembali proyek tersebut.
Adapun, saat ini ada beberapa investor yang sudah melakukan proses untuk pembelian aset-aset tersebut. Hanya saja, ia belum berkenan menyebut siapa saja investor-investor sedang proses seperti due diligence tersebut.
“Kalau dilihat kenaikan angka recovery kita dibandingkan tahun lalu sudah 30%,” tambah Nixon
Nantinya hasil-hasil dari penjualan aset tersebut tidak akan dimasukkan dalam komponen laba, namun akan dimasukkan untuk meningkatkan pencadangan dari BTN.
Tak hanya mengandalkan penjualan aset bermasalah tersebut, Nixon juga bilang, BTN menantikan pembayaran klaim-klaim tertunda dari PT Asuransi Jiwasraya. Sudah ada kesepakatan dengan IFG Life untuk klaim tersebut dibayarkan sekitar Rp 500 miliar.
Mengingat, selama ini pembayaran klaim yang diprioritaskan oleh IFG Life terkait kasus Asuransi Jiwasraya adalah produk-produk bancassurance. Sementara, klaim dari proteksi KPR di masa lalu belum dibayarkan.
“Banyak sekali dulu yang KPR itu pakai Jiwasraya, kemudian udah beberapa tahun mereka tak dibayarkan. Kemaren ada kesepakatan mereka akan membayar menggunakan PMN yang akan didapatkan IFG Life,” ujar Nixon.
Baca Juga: BTN dan Anak Usaha WSKT Ubah Perjanjian Kredit 4 Proyek, Nilainya Rp 883,1 Miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News