Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pemegang saham Bank Bukopin menyetujui pembagian dividen dan penggunaan laba ditahan untuk penguatan modal dan ekspansi di masa mendatang. Hal ini diputuskan dalam RUPS, Kamis (24/5). Bukopin membagikan dividen 30% atau Rp 221,44 miliar dari laba bersih 2011 sebesar Rp 738 miliar. Jatah ini lebih besar dari dividen tahun sebelumnya senilai Rp 172,4 miliar.
Direktur Utama Bank Bukopin, Glen Glenardi mengatakan, meskipun alokasi dividen lebih besar, pihaknya tetap menganggarkan dana untuk menopang pertumbuhan ke depan. Pemegang saham setuju pemakaian laba 70% atau Rp 516,71 miliar sebagai modal. "Di 2012 kami menargetkan pertumbuhan kredit 20%," kata Glen, Kamis (24/5).
Tahun ini Bukopin fokus pada pertumbuhan tiga segmen kredit yakni usaha kecil dan menengah (UKM), komersial dan konsumer. Pada Maret 2012, penyaluran kredit mencapai Rp 36,6 triliun, naik 38% dari periode sebelumnya (year on year/yoy). Komposisinya kredit UKM 50% atau Rp 18,3 triliun, komersial 39% atau Rp 14,1 triliun dan konsumer 11% atau Rp 4,1 triliun.
Peningkatan penyaluran kredit ke tiga segmen itu untuk meneguhkan posisi Bukopin sebagai bank kelas menengah. Bukopin juga akan meningkatkan efisiensi untuk mempertahankan margin.
Di RUPS lain, manajemen Bank ICB Bumiputera melaporkan kinerja tahun lalu yang rugi Rp 95,32 miliar. Penyebabnya, penurunan nilai aset kredit, sehingga pencadangan meningkat.
Direktur Kepatuhan ICB Bumiputera, Bambang Setiawan mengatakan, pihaknya tengah melakukan perbaikan dan konsolidasi. Antara lain meningkatkan kehati-hatian, mengalihkan fokus kredit dari korporasi ke ritel dan mikro, hingga mengurangi ketergantungan pada deposan besar.
Karena sibuk konsolidasi, manajemen agak mengerem kredit. Maka, outstanding kredit turun 19% menjadi Rp 4,84 triliun pada Maret 2012. "Kami tengah mengurangi aset berisiko tinggi," kata Bambang. Meskipun tidak mendetail, laporan keuangan menunjukkan rasio kredit bermasalah (NPL) mencapai 5,58% (gross) dan 3,50% (net). Dana pihak ketiga (DPK) turun 10% menjadi Rp 5,651 triliun. Hal ini disebabkan menyusutnya dana di deposito sebesar 17% menjadi Rp 3,84 triliun.
Meski sedang lesu, ICB Financial Group Holdings AG, tetap berkomitmen menambah modal. Pemilik 69,9% saham ICB Bumiputera itu akan menyuntik Rp 100 miliar, sehingga CAR meningkat menjadi 11,5%, dari 10,7% pada posisi Maret 2012. Penambahan modal ini untuk menopang ekspansi kredit yang di targetkan tumbuh 18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News