Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Bukopin Tbk menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk information technology (IT) sebesar Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar pada tahun ini. Salah satu alokasi belanja modal tersebut untuk pengembangan start-up.
Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin mengatakan, bank akan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyukseskan program pemerintah 1.000 start-up.
"Untuk itu kami akan membuat suatu wadah inkubasi bisnis dengan nama BNVLabs," ujar Glen ketika memberikan paparan pada konferensi pers BNVLabs, Kamis (2/3).
Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bank Bukopin Adhi Brahmantya menyebut, tahun ini, bank akan melakukan kolaborasi dengan beberapa start-up di 10 kota. "Harapannya nanti 3 sampai 4 start-up bisa dikirim ke Sillicon Valley," ujar Adhi.
Namun, Adhi belum mau merinciĀ alokasi belanja modal bank berkode BBKP ini untuk mengembangkan BNVLabs. Yang jelas, katanya, dengan adanya wadah inkubator ini akan mempermudah kolaborasi antara antara bank dengan start-up.
Nantinya, menurut Adhi, ada tiga industri yang akan didukung bank dalam industri start-up ini. Keempat industri tersebut yaitu logistik, pendidikan, pariwisata perhotelan dan start-up.
Jika sudah berkembang, nantinya start-up ini diharapkan bisa berkolaborasi dengan Bank Bukopin. Misalnya, nanti transaksi aplikasi start-up ini bisa menggunakan aplikasi digital banking bank Mayora. Selain itu nantinya Bukopin juga akan menjadi bank kustodian dari start-up ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News