Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kasak-kusuk isu penjualan Bank Syariah Bukopin (BSB) yang beredar, mendapat sanggahan dari manajemen PT Bank Bukopin Tbk. Manajemen Bank Bukopin menegaskan, anak usahanya tersebut memiliki bisnis yang menguntungkan dan bernilai bagi induk.
“Tidak benar kabar itu. Bank Syariah Bukopin tumbuh cukup baik,” tutur Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin kepada KONTAN, Rabu (21/9). Hal senada juga diungkapkan Direktur Bisnis Bank Syariah Bukopin Aris Wahyudi.
Aris mengatakan, saat ini justru pihaknya berada di level aman ketimbang tren pertumbuhan di industri. “Kinerja kami masih baik, masih di atas rata-rata industri,” ujar Aris (21/9). Dia menambahkan, saat ini pihaknya masih akan melanjutkan rencana bisnis bank (RBB).
“Sesuai RBB kami kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pembiayaan harus tetap tumbuh,” kata Aris. Dia mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan meluncurkan produk baru antara lain sms banking dan internet banking guna meningkatkan kualitas pembiayaan.
Dari sisi kinerja, non performing financing (NPF) masih menghimpit BSB atau sebesar 5,68% di akhir semester I. Manajemen BSB optimistis dapat menekan NPF di bawah level 2,5%. “Kami hindari pembiayaan yang daya belinya menurun, seperti rumah, apartemen, hotel, restoran dan lain-lain,” imbuh Aris.
Per Agustus 2016, total pembiayaan meningkat menjadi Rp 4,88 triliun, naik 23,54% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,95 triliun (year-on-year/yoy). Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh sebesar 22,37% menjadi Rp 5,24 triliun.
Peningkatan DPK ini didorong pertumbuhan deposito yang meningkat 23,47% menjadi Rp 4,26 triliun. Dus, kinerja positif ini membuahkan hasil pada kenaikan laba bersih BSB sebesar 41,55% menjadi Rp 34,27 miliar per Agustus 2016. Adapun, modal inti BSB tercatat sebesar Rp 667,35 miliar, tumbuh 21,87%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News