Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli
Erni mencermati, turunnya biaya provisi sebesar 22%yoy merupakan penopang utama pertumbuhan laba bersih BMRI. Hal ini menghasilkan CoC sebesar 1,0% per September 2023 dibandingkan 1,5% pada posisi September 2022.
Rasio Giro dan Tabungan (CASA) BMRI tetap kuat yaitu sebesar 74% pada kuartal ketiga 2023. Angka tersebut cukup baik dibandingkan posisi 73% di kuartal kedua 2023.
Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) BMRI sedikit terpengaruh Cost of Fund (CoF) yang lebih tinggi akibat likuiditas yang lebih ketat dengan simpanan nasabah hanya tumbuh 6,6% YoY di periode tersebut. Namun, Ciptadana Sekuritas tetap mempertahankan ekspektasi NIM Bank Mandiri akan meningkat sedikit 5bps (YoY) menjadi 5,6% pada tahun 2023.
Baca Juga: Bank Mandiri Berencana Konsisten Bagikan Dividen di 2024, Simak Besarannya
Erni menuturkan bahwa imbal hasil aset bergerak datar di kuartal ketiga karena terbatasnya peluang penetapan harga, dengan hanya segmen pinjaman korporasi dalam mata uang USD mengalami peningkatan imbal hasil.
Namun, suku bunga acuan yang lebih tinggi akan menjadi faktor positif bagi BMRI karena membuka ruang lingkupnya untuk menyesuaikan harga pinjaman korporasi.
Erni mempertahankan rekomendasi Beli untuk BMRI dengan target harga sebesar Rp 6,550 per saham. Sedangkan, David menyarankan Beli dengan target harga sebesar Rp 6.970 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News