Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
"BCA akan mencermati kebijakan penurunan suku bunga acuan ini. Kami akan pertimbangan beberapa hal, kondisi pasar termasuk faktor permintaan masyarakat," ujar Vera kepada Kontan.co.id, Minggu (23/2).
Senada dengan BCA, Direktur Tresuri dan Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bob Tyasika Ananta menyebut dengan BI menurunkan bunga acuan tersebut, pihaknya berharap pertumbuhan bisa melebihi stabilitas. Dengan kata lain, perekonomian nasional bisa sedikit lebih terdorong.
"Kami tentunya akan mempertimbangkan dan mengikuti bagaimana tren suku bunga tersebut," ujarnya. Walau belum memberi isyarat akan adanya penurunan bunga, Bob menegaskan bahwa penurunan suku bunga sangat bergantung pada mekanisme pasar dan kompetisi.
Artinya, BNI belum akan terburu-buru dalam melakukan transmisi kebijakan penurunan bunga acuan ke bunga kredit.
Baca Juga: Sempat ciut, BNI pasang target laba bersih dua digit tahun ini
Bukan cuma bank besar, PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) pun memandang bahwa penurunan bunga acuan akan terjadi bila kondisi pasar perbankan sudah stabil.
Terutama dari sisi kecukupan likuiditas. Meski begitu, Direktur Kepatuhan BWS I Made Mudiastra menilai bahwa sepanjang tahun ini kemungkinan besar penurunan suku bunga kredit perbankan masih relatif kecil yakni sekitar 0,5%-1% saja.
"Ke depan (bunga kredit) tergantung pada kondisi pasar dan juga suku bunga USD yang dipengaruhi kebijakan The Fed," terangnya. Adapun, sejak tahun 2019 lalu pihaknya mengaku sudah turunkan bunga secara selektif sebesar 50 hingga 100 bps.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News