kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bunga kredit perbankan secara industri masih turun tipis


Minggu, 04 Oktober 2020 / 16:40 WIB
Bunga kredit perbankan secara industri masih turun tipis
ILUSTRASI. Bunga kredit konsumsi ada di level 11% atau hanya turun 0,04% secara year on year (YoY).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rata-rata bunga kredit perbankan baru turun tipis berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun sebesar 100 basis point (bps) sepanjang tahun ini ke level 4%.

Menurut data OJK, rata-rata bunga kredit di semua segmen hanya turun tipis per Agustus 2020.

Bunga kredit konsumsi ada di level 11% atau hanya turun 0,04% secara year on year (YoY). Bunga Kredit Modal Kerja (KMK) turun 0,09% ke level  9,4%  dan kredit investasi turun 0,1% ke level 9,16%.

Sementara sejumlah bank mengaku telah menurunkan suku bunga kredit cukup besar tahun ini sejalan dengan penurunan suku bunga acuan dan juga sebagai bagian dari skema restrukturisasi kredit untuk membantu debitur bertahan menghadapi Covid-19.

Baca Juga: Banyak direstrukturisasi, subsidi bunga bagi kredit konsumer bisa bantu kinerja bank

Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk. Bank ini mengaku telah menurunkan suku bunga kredit tahun ini yang tercermin dari suku bunga dasar kredit (SBDK).

Perseroan melihat masih ada kemungkinan menurunkan SBDK sampai akhir tahun dengan mengikuti perkembangan pasar.

Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pihaknya telah menurunkan SBDK baik untuk segmen korporasi, ritel, mikro dan konsumsi sebesar 10 bps- 600 bps tahun ini.

"Penurunan suku bunga kredit ini merupakan bentuk komitmen industri perbankan untuk mendukung pemerintah dan otoritas moneter mengimplementasikan bauran kebijakan finansial dalam rangka ikut memulihkan perekonomian nasional dari dampak pandemi Covid-19," kata Rully pada Kontan.co.id, Jumat (2/10).

Baca Juga: Soal subsidi bunga KPR dan KKB, ini kata bankir

Rully menjelaskan, kebijakan penyesuaian suku bunga kredit Bank Mandiri dipengaruhi beberapa faktor. Itu dimulai dengan berdasarkan review suku bunga dana dengan mempertimbangkan suku bunga acuan dan suku bunga pasar, kondisi likuiditas, serta arah kebijakan pemerintah.

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) secara umum telah menurunkan suku bunga kredit sejalan dengan upaya penyelamatan UMKM terdampak pandemi melalui restrukturisasi dengan berbagai skema restrukturisasi.

Skema yang diambil bank ini tidak hanya perpanjangan tenor kredit atau penundaan pembayaran pokok dan bunga, tetapi juga melalui penurunan suku bunga.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengungkapkan, perseroan telah menurunkan suku bunga kredit sekitar 2%-4% dalam skema restrukturisasi kredit tergantung penilaian terhadap kondisi debitur.

Sama seperti Bank Mandiri, BRI juga memproyeksi suku bunga kredit masih akan mengalami penurunan dengan masih dilakukannya restrukturisasi kredit guna memulihkan kondisi nasabah.

Baca Juga: Masih pandemi, begini strategi bank menggenjot penyaluran KPR

Sementara PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) telah menurunkan suku bunga kredit kurang lebih sama dengan rata-rata penurunan bunga kredit secara industri.

Sadhana Priatmadja Direktur BWS menjelaskan, penyesuaian suku bunga kredit perbankan tidak hanya mengacu pada bunga acuannya saja. Itu yang membuat bunga kredit perseroan masih turun tipis.

"Dalam kondisi perekonomian seperti ini banyak variabel yang perlu dipertimbangkan. NIM hanya satu dari banyak variabel," ujarnya.

Namun, tren bunga kredit menurutnya masih ada kemungkinan turun dengan asumsi bunga di pasar Dana Pihak Ketiga (DPK) turun dan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) tidak terlalu tinggi.

Selanjutnya: Bankir Berharap Masa Restrukturisasi Kredit Diperpanjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×