kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bunga kredit single digit sulit dicapai


Kamis, 02 Februari 2017 / 12:49 WIB
Bunga kredit single digit sulit dicapai


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) agaknya mulai "banting setir" orientasi langsung operasi moneternya. Jika fokus tahun lalu lebih lugas mendukung penurunan suku bunga bank, kali ini BI fokus menjaga likuiditas bank untuk mengerem inflasi dan suku bunga.

Sinyal itulah yang tertangkap dari penerapan skema baru operasi pasar terbuka (open market operation). Sebelumnya, BI menggunakan metode harga tetap (fixed-rate tenders), menjadi lelang harga beragam atau variable-rate tenders (VRT).

Sederhananya, pada VRT tingkat diskonto diajukan oleh bank sebagai peserta lelang SBI. Sebelumnya, tingkat diskonto itu ditentukan oleh BI lewat mekanisme FRT. Perubahan tersebut berlaku mulai kemarin.

Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI menyatakan, mekanisme VRT bertujuan untuk menjaga likuiditas. "Perubahan ini agar BI bisa lebih baik menangkap preferensi dan harga pasar terkait likuiditas di berbagai tenor dari dua minggu sampai satu tahun," ujar Mirza kepada KONTAN, Rabu (1/2).

Lantaran ditentukan mekanisme lelang, daya dorong untuk menurunkan bunga boleh jadi bakal berkurang. Toh, penurunan suku bunga acuan cukup drastis tahun lalu juga tak diikuti perbankan dengan memangkas bunga.

Tapi di sisi lain, karena likuiditas terkendali, ujungnya BI bisa mencegah inflasi dan menahan perbankan mengerek suku bunga. Apalagi, kata Mirza, BI masih memberikan panduan ke pasar melalui stop out rate (SOR) atau bunga tertinggi yang ditolerir BI.

Pilihan ini boleh dibilang paling masuk akal sekarang. Sebab, ketatnya likuiditas masih membayangi pasar keuangan dalam negeri. Saat bersamaan, inflasi tahun ini berpeluang lebih liar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Sebagai gambaran, kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, inflasi selama Januari 2017 berada di angka 0,97%. Ini adalah posisi inflasi Januari tertinggi dalam dua tahun terakhir. Sejumlah bankir yang dihubungi KONTAN memang gembira dan menilai positif langkah BI ini.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×