Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan pada tahun ini nampaknya selektif dalam melakukan penambahan cabang dan karyawan. Hal ini bisa dilihat dari realisasi data kinerja keuangan kuartal II-2018 beberapa bank besar.
Sampai Minggu (29/7) ada delapan bank besar yang sudah menyerahkan laporan konsolidasi ke BEI. Delapan bank besar ini adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBNI), PPT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN).
Kontan.co.id mencatat sebanyak delapan bank ini sampai semester I-2018 mencatat jumlah cabang sebanyak 9.152 unit atau turun 0,97% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan semester I-2017 9.241 cabang.
Seiring dengan turunnya jumlah cabang, delapan bank ini mencatat jumlah SDM sampai semester I-2018 167.200 orang atau turun 3,25% yoy dibandingkan semester I-2017 172.800 orang.
Jika dirinci lebih dalam, bank BUMN rata rata masih mencatat penambahan cabang antara 1-37 kantor cabang sampai Juni 2018. Sedangkan bank swasta mayoritas mengurangi atau mengkonsolidasi cabangnya sebanyak 21-87 cabang.
Dari sisi karyawan, Bank BUMN juga rata rata masih melakukan penambahan pegawai anara 252 orang-917 orang. Sedangkan bank swasta sampai Juni 2018 mencatat pengurangan karyawan atau sengaja tidak menambah karyawan.
Jumlah karyawan bank swasta yang berkurang ini bervariasi sebesar 143 orang-1359 orang.
Paul Sutaryono Pengamat Perbankan bilang tren penurunan pembukaan cabang akan terus berlangsung.
"Pembukaan cabang membutuhkan biaya besar, oleh karena itu cabang yang kurang strategis akan direlokasi ke tempat yang lebih strategis dilihat dari sudut bisnis perbankan," kata Paul kepada kontan.co.id, Jumat (27/7).
Menurut Paul, saat ini pembukaan cabang kurang dianggap urgen lagi. Bank menurut Paul memiliki pilihan untuk menambah cabang secara online sejalan dengan kemajuan IT.
Hal ini juga seiring ajakan Bank Indonesia (BI) dengan laku pandai beberapa waktu lalu. Langkah ini lebih ekonomis daripada pembukaan cabang secara fisik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News