kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

CCB Indonesia berambisi naik kelas


Jumat, 26 Mei 2017 / 15:42 WIB
CCB Indonesia berambisi naik kelas


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bank kecil ramai-ramai naik kelas. Terbaru, ada PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk (CCB Indonesia) yang berencana menggelar hajatan penerbitan saham baru.

CCB Indonesia akan rights issue pada 2018 mendatang. Dana segar dari rights issue akan digunakan bank untuk mendongkrak modal sehingga bisa naik kelas menjadi bank umum kelompok usaha (BUKU) III atau bermodal inti minimal Rp 5 triliun.

Gambaran saja, saat ini modal inti bank berkode MCOR ini sebesar Rp 2,02 triliun atau masuk kelompok BUKU II. Rights issue ini akan dilakukan bertahap, ujar Andreas Basuki, Sekertaris Perusahaan Bank Windu, kepada KONTAN, Rabu malam (24/5).

Sebagai catatan, Bank CCB Indonesia terakhir kali melakukan rights issue pada 2016 ketika masih bernama Bank Windu Kentjana. Menurut Andreas, besaran penerbitan saham baru akan disesuaikan dengan pertumbuhan bisnis.

Luianto Sudarmana, Direktur CCB Indonesia menambahkan, sebelum melakukan rights issue, salah satu yang menjadi pertimbangan yakni mengukur besaran rasio permodalan bank (CAR). Saat ini tercatat CCB Indonesia memiliki rasio CAR sebesar 18,01%.

Andreas menyatakan, untuk menjadi BUKU III, bank membutuhkan dana sebesar Rp 2,5 triliun. Status naik kelas diyakini bisa mendongkrak rapor kinerja. Sampai akhir kuartal 1 2017, kinerja bank CCB Indonesia terbilang kinclong.

Laba bersih bank ini melonjak 61,78% menjadi Rp 25,4 miliar ketimbang tahun lalu (year on year/yoy). Sedangkan dari fungsi intermediasi, realisasi kredit sebesar Rp 8,4 triliun atau naik 21,12% yoy. Adapun rasio kredit bermasalah (NPL) turun 146 basis poin (bps) menjadi 1,85% per Maret 2017.

Hingga akhir tahun, CCB Indonesia mengandalkan enam strategi untuk meningkatkan kinerja. Salah satunya, mengubah merek alias rebranding dari sebelumnya bernama Bank Windu.

Bank ini juga fokus membidik segmen bisnis usaha kecil dan menengah (UKM), consumer banking, dan perluasan kredit korporasi. Di segmen bisnis korporasi, CCB Indonesia akan meminta bantuan sang induk yang piawai di bisnis infrastruktur, trade finance dan cross border settlement.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×