kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Cerita bos BCA, pengajuan KPR saat corona tetap ramai, jumlah per hari fantastis


Kamis, 16 Juli 2020 / 07:55 WIB
Cerita bos BCA, pengajuan KPR saat corona tetap ramai, jumlah per hari fantastis


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Meski pagebluk corona masih mengintai dan industri perbankan ekstra hati-hati, sejatinya keran penyaluran kredit tak sepenuhnya berhenti. Permintaan kredit juga masih ada. Salah satunya dari sektor properti, yakni kredit pemilikan rumah (KPR). 

Direktur Bank Central Asia (BCA), Suwignyo Budiman menyatakan, pandemi Covi-19 juga menghantam usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sehingga mereka kesulitan mengangsur cicilan. 

BCA sebenarnya terus menyalurkan kredit, termasuk ke UMKM dan KPR.  Namun, jumlah angsuran ini ternyata lebih banyak daripada pinjaman baru. Sehingga outstanding kredit di UKM dan konsumer menurun.

“Bukan berarti kami tidak mengeluarkan kredit baru. Dalam sehari pengajuan KPR antara Rp 50 miliar samai Rp 100 miliar,  jadi  dalam satu  bulan ini untuk KPR kami masih sekitar Rp 1 triliun. Tapi yang mengangsur bisa mencapai Rp 1,7 triliun- Rp 2 triliun jadi kami tekor terus,” jelas Suwignyo, awal pekan ini dalam virtual Editor Gathering BCA

Kendati begitu, sektor KPR ini juga cukup banyak yang mengajukan restrukturisasi. 

Cukup banyak nasabah KPR mengajukan restrukturisasi. Dalam artian restrukturisasi itu mereka tidak sanggup membayar cicilan seperti perjanjian kredit seperti semula. Para debitur itu meminta penurunan cicilan.. Namun bukan berarti mereka sama sekali tidak mampu mencicil.

Sebagian besar masih mampu mencicil. "Tapi tadinya mungkin Rp5 juta-Rp10 juta jadi 2 juta atau jadi Rp4 juta, mengurangi cicilan. Tapi mereka tetap sanggup. Karena menurut saya yang betul-betul tidak sanggup itu yang terkena langsung dampak covid, itu untuk konsumer," jelas Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja. 
 
Jahja mencontohkan, kemampuan para nasabah untuk tetap mencicil ini karena mereka merupakan karyawan dan relatif punya gaji tetap. Namun apabila pengusaha dan memang terkena lockdown, maka akan susah. "Tapi ke depan mereka memang seharusnya bisa bayar, dari perusahaan saya pikir yang terkena di bidang perhotelan, pariwisata, maskapai, itu terkena sekali," jelas Jahja.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×