Sumber: KONTAN | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kendati mengaku optimistis dengan bisnis asuransi di tahun ini, namun Chartis Insurance Indonesia, yang sebelumnya bernama PT Asuransi AIU Indonesia, hanya mengincar target pertumbuhan premi satu digit. Sebab, porsi asuransi umum di dalam negeri masih terbatas.
Swandi Kendy, Wakil Presiden Direktur Chartis, menuturkan kendati krisis global sudah reda, asuransi umum masih sulit tumbuh. "Tahun lalu, kami memperoleh premi kotor Rp 820 miliar, tahun ini kami berharap bisa single digit," katanya. Hingga akhir kuartal ketiga 2009, CII telah mengantongi premi senilai Rp 702 miliar.
Chartis hanya mengejar pertumbuhan single digit karena masih banyak perusahaan asuransi umum yang melakukan perang harga dalam menarik konsumennya. "Kebijakan yang kami anut, kalau harga sudah tidak wajar lagi, lebih baik tidak ikut berkompetisi," ujarnya.
Chartis mengincar laba bersih tahun ini tidak bergerak jauh dari keuntungan di tahun lalu, yaitu Rp 30 miliar. "Kami harap tahun ini jumlah laba kami akan sama dengan tahun lalu," ujarnya.
Komposisi pendapatan premi Chartis antara asuransi korporasi dan ritel hampir seimbang. Sebanyak 60% premi Chartis berasal dari sektor korporasi, dan sisanya datang dari sektor ritel.
Chartis berambisi memperbesar pendapatan dari sektor ritel di masa depan. Untuk itu, Chartis merasa perlu memperkenalkan identitas baru mereka. Chartis merupakan nama baru dari PT Asuransi AIU Indonesia. Pergantian nama ini resmi berlangsung Selasa kemarin (24/11).
Sampai saat ini, Chartis mempunyai enam kantor cabang di Indonesia. Swandi tidak menutup kemungkinan Chartis akan mengakuisisi perusahaan asuransi lain. Namun itu hanya akan dilakukan, "Jika ada kesamaan persepsi manajemen. Atau perusahaan yang diakuisisi memiliki jaringan yang kuat. Tujuan utama akuisisi kan memperluas bisnis," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News