kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China merangsek perbankan Indonesia


Jumat, 05 Juni 2015 / 09:32 WIB
China merangsek perbankan Indonesia
ILUSTRASI. Momentum libur akhir tahun 2023 dinilai belum tentu membawa dampak positif bagi penjualan produk elektronik di Indonesia. (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Issa Almawadi, Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Serbuan investasi China ke Indonesia semakin deras. Tak hanya ke sektor infrastruktur, pertambangan dan energi, kini investor China juga makin merangsek masuk ke sektor perbankan.

Paling baru, China Construction Bank Corporation (CCB), bank terbesar kedua di China, memastikan akan mencaplok dua bank asal Indonesia. CCB telah mengajukan proposal pembelian dua bank yang masuk katagori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU ) I kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Proposal yang baru masuk ke OJK adalah rencana akuisisi CCB atas Bank Windu Kentjana International. "CCB sedang mencari satu bank lagi dan masih dalam proses," ujar Mulya E. Siregar Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan I OJK, kemarin.

CCB berniat menjadi pengendali Bank Windu dengan porsi kepemilikan saham lebih dari 40%. Konsekuensinya, CCB bakal terkena kewajiban untuk mengonsolidasikan dua bank yang akan mereka beli. Kata Mulya, CCB tertarik berekspansi ke Indonesia lantaran ingin menangkap peluang  proyek infrastruktur.

Nah, jalan CCB kian lempeng. Kemarin, OJK dan regulator industri keuangan China atau China Banking Regulatory Commission (CBRC), meneken nota kesepahaman (MoU) yang menandai ekspansi bebas perbankan China ke Indonesia dan sebaliknya.

Asal tahu saja, hingga kini ada dua bank asal China yang beroperasi di Indonesia, yakni Bank of China, dan Industrial & Commercial Bank China Ltd (ICBC) (lihat infografik).

Luianto Sudarmana, Direktur Utama Bank Windu Kentjana menyatakan, soal penjualan saham  Bank Windu ke CCB sepenuhnya menjadi hak pemegang saham. "Tugas kami mendukung keberlangsungan institusi," ujar dia.

Persaingan ketat

Masuknya bank terbesar kedua China itu bakal menambah ketat persaingan bisnis bank di Indonesia. Namun, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) yakin, bank-bank papan atas, seperti BCA, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan BNI, masih sulit tersaingi oleh bank asing. "Sebab kami sudah menguasai pangsa pasar," imbuh dia. Namun mungkin akan berbeda bagi bank kelas menengah.

Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI melihat, persaingan akan makin ramai. Oleh karena itu, bank lokal, seperti BRI, berupaya memperbaiki kualitas layanan agar tetap memimpin pasar.

Yang patut jadi perhatian kita, Indonesia begitu permisif terhadap pemodal asing untuk menguasai industri keuangan. Sayang, beleid investasi  ke sektor riil, misalnya untuk membuka pabrik, tetap rumit dan ketat. Padahal investasi sektor riil ini menyerap tenaga kerja besar dan lebih terasa manfaatnya bagi ekonomi  kita ketimbang masuk dan mencaplok bank.                    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×