kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.098   1,24   0,02%
  • KOMPAS100 1.062   -0,62   -0,06%
  • LQ45 835   -0,27   -0,03%
  • ISSI 215   0,10   0,04%
  • IDX30 427   -0,19   -0,04%
  • IDXHIDIV20 515   1,35   0,26%
  • IDX80 121   -0,20   -0,17%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 142   0,12   0,08%

Cigna: Skor kesehatan di Indonesia melandai


Selasa, 29 Agustus 2017 / 15:24 WIB
Cigna: Skor kesehatan di Indonesia melandai


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Kondisi ekonomi tahun yang lesu, menurunkan skor kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia tahun 2016. Skor kesehatan Indonesia menurun menjadi 62,8 dari posisi tahun 2015 sebesar 66,5. Penurunan ini terjadi akibat susutnya tingkat kepercayaan diri masyarakat atas situasi finansial.

Survei Skor Kesejahteraan 360° yang dilakukan PT Asuransi Cigna (Cigna Indonesia) atas 13 negara di Asia, menempatkan Indonesia berada di posisi keenam dengan dengan angka rasio kesehatan di atas rata-rata 62,3. Skor tersebut berada di bawah China sebesar 64,9 pada posisi ketiga. Lalu, Thailand posisi kedua dengan skor 65,2 dan India pada posisi pertama dengan skor 73.

Presiden Direktur Cigna Indonesia Herlin Sutanto menjelaskan, gambaran survei tersebut menandakan kondisi keuangan menjadi tantangan utama bagi masyarakat mencapai kesejahteraan. Sebab beban yang ditanggung masyarakat makin besar, khususnya dari biaya kesehatan.

"Biaya kesehatan yang lebih tinggi dari angka inflasi, juga persiapan pensiun yang minim berdampak pada skor finansial," tukas Herlin pada Selasa (29/8).

Menurut Herlin, masyarakat Indonesia tidak percaya diri dengan situasi finansial mereka saat ini. Sebab berdasarkan survei hanya 24% responden yang bisa memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga mereka. Lalu hanya 21% yang bisa membantu kondisi keuangan orang tua mereka.

Hasil lain dari survei juga merinci persoalan masyarakat Indonesia saat ini. Yakni terkait kondisi sosial dan pekerjaan yang dilakoni responden. Responden paling banyak mengeluhkan tentang jam kerja yang dinilai tidak wajar.

Chief Marketing Officer Cigna Indonesia, Ben Furneaux menyebut keluhan soal terlalu sibuk bekerja persentasenya mencapai 89%. Keluhan lain adalah hilangnya waktu untuk berolahraga secara teratur dan tidak memiliki dana pensiun. Persentasenya masing-masing mencapai 79% dan 76%. Terakir keluhan atas dana kesehatan yang terbatas dengan persentase 29%.

Padahal menurut Furneaux, ketika masyarakat Indonesia disibukkan segudang tanggung jawab mengurus dua generasi keluarga, mereka kehilangan waktu untuk diri sendiri. Survei menunjukkan hanya 37% responden yang cukup tidur setiap malam, turun dari tahun lalu yang sebanyak 48%.

Lalu, hanya 24% masyarakat Indonesia yang bisa berolah raga teratur untuk menjaga kesehatan mereka. "Padahal gaya hidup menentukan kesehatan masyarakat," tukas Furneaux.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×