Reporter: Herry Prasetyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pesatnya pertumbuhan usaha kecil menengah (UKM) atawa small medium enterprise di negeri ini memacu Citibank Indonesia untuk lebih ekspansif. Mereka menyatakan akan fokus menggarap pasar UKM dan akan mengucurkan kredit lebih deras lagi pada tahun depan.
Citibank Indonesia merupakan pemain baru di segmen UKM. Mereka pertama kali masuk pada Januari 2009. Meski pendatang baru, pertumbuhan bisnis mereka cukup menjanjikan. Director Head Local Commercial Bank Citibank Indonesia Kahar Anwar mengklaim, Citibank telah menyalurkan kredit ke 0,2%-0,3% pengusaha UKM, yang jumlah totalnya 3,37 juta.
Per akhir September 2009, Citibank menargetkan, penyaluran kredit ke kalangan UKM mencapai US$ 275 juta. Nilai tersebut mendekati target 2009 sebesar US$ 300 juta. "Melihat pencapaian ini, kami berharap nilai kredit kami di tahun depan bisa tumbuh hingga 100% dibanding tahun ini," kata Kahar.
Kahar yakin target tersebut tidak sulit untuk diwujudkan. Ia menyatakan, Citibank menawarkan nilai tambah ke debitur. "Kami mempunyai pasokan dollar AS yang melimpah," katanya.
Kondisi ini tentu menguntungkan Citibank yang memang memfokuskan diri ke pembiayaan UKM dalam bentuk valuta asing (valas). Biaya dana alias cost of fund mereka jadi lebih murah ketimbang bank lain yang bermain di segmen yang sama. Biaya dana ini merupakan salah satu faktor penentu bunga kredit.
Sejauh ini, Citibank hanya membidik perusahaan kecil menengah yang menggunakan dollar AS sebagai alat transaksi. “Targetnya perusahaan ekspor impor, perusahaan distribusi lokal, manufaktur dan pemasok perusahaan minyak dan gas," ungkapnya.
Tahun 2009, sebagian besar kredit UKM Citibank mengucur ke perusahaan yang berada di kategori tier 3, atau yang volume penjualannya berkisar US$ 25 juta - US$ 50 juta per tahun. "Porsi untuk tier 3 mencapai 70%," ujarnya.
Tahun depan, imbuh Kahar, Citibank akan fokus ke UKM yang berada di tier 1 atau yang volume penjualannya berkisar US$ 2 juta-US$ 10 juta. Ia berharap, komposisi kredit untuk tier 1 akan mencapai 50%. "Kami akan membina supaya mereka bisa berkembang dan menjadi pengusaha tingkat 3," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News