kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.959.000   13.000   0,67%
  • USD/IDR 16.413   -9,00   -0,05%
  • IDX 7.515   50,54   0,68%
  • KOMPAS100 1.061   11,17   1,06%
  • LQ45 796   8,47   1,07%
  • ISSI 254   0,53   0,21%
  • IDX30 415   3,38   0,82%
  • IDXHIDIV20 474   3,64   0,77%
  • IDX80 120   1,18   1,00%
  • IDXV30 124   1,05   0,86%
  • IDXQ30 133   1,29   0,98%

Kredit Macet Masih Mengintai, Perbankan Perkuat Mitigasi Risiko


Selasa, 05 Agustus 2025 / 20:47 WIB
Kredit Macet Masih Mengintai, Perbankan Perkuat Mitigasi Risiko
ILUSTRASI. Logo Bank BRI di gedung kantor pusat, Jakarta. Beberapa bank besar tetap mencatatkan kenaikan rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet sehingga perlu melakukan mitigasi risiko kredit.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Risiko penurunan kualitas kredit di perbankan belum usai. Meski secara industri mulai menunjukkan ada penurunan, beberapa bank besar tetap mencatatkan kenaikan rasio Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet. 

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio NPL gross berada di level 2,22% per Juni 2025, terlihat turun dari periode sama tahun sebelumnya di level 2,26%. Sementara itu, untuk rasio NPL net ada kenaikan tipis secara tahunan dari 0,78% jadi 0,84%.

Meski demikian, kenaikan rasio NPL tetap terjadi di beberapa bank dengan aset jumbo. Ambil contoh, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang memiliki NPL secara bank only berada di 3,23% per Juni 2025 atau naik dari posisi Juni 2024 yang berada di level 3,21%.

Baca Juga: Relaksasi Cicilan Kartu Kredit Diperpanjang untuk Jaga Kualitas Kredit

Adapun, pemburukan kualitas kredit di BRI paling banyak berasal dari kredit segmen mikro yang berada di level 3,86%. Padahal, pada periode sama tahun sebelumnya, NPL BRI di segmen mikro masih di level 2,95%.

Kondisi pemburukan kualitas kredit tersebut pada akhirnya membuat bank yang akrab dengan wong cilik ini perlu meningkatkan beban pencadangan. Di mana, beban pencadangan BRI meningkat sekitar 25,8% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 23,2 triliun.

Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mengungkapkan bahwa saat ini BRI memang sedang melakukan pembenahan dari sisi pengelolaan manajemen risiko. Dalam hal ini, ada penyempurnaan model untuk melakukan asesmen terhadap risiko kredit sembari selektif menyalurkan kredit.

Di sisi lain, ia mengungkapkan BRI juga melakukan penguatan pada area early warning signal, khususnya dalam monitoring. Ditambah, memperkuat dari sisi digital collection agar semakin efektif dalam melakukan recovery.

Baca Juga: Ini Pertimbangan BI Memperpanjang Relaksasi Cicilan Kartu Kredit

“Kami menempatkan kualitas kredit itu sebagai prioritas utama dalam penyaluran pembiayaan, termasuk di segmen UMKM yang memang itu menjadi fokus kami,” ujar Mucharom, belum lama ini.

Selain itu, ada juga bank beraset jumbo lainnya yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang jika ditelisik masih ada risiko pemburukan kualitas kredit. Memang, jika dilihat secara tahunan, NPL BCA per Juni 2025 terlihat tak ada perubahan yaitu 2,2%.

Namun, pemburukan kualitas kredit lebih terlihat jika dibandingkan secara kuartalan. Pasalnya, pada kuartal I-2025, NPL gross BCA ada di level 2% dan meningkat menjadi 2,2% di periode kuartal II-2025.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×