Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industri jasa keuangan di sektor perbankan maupun pasar modal, saat ini tengah memfinalisasi skema pembiayaan guna mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis untuk pelajar.
“Saat ini, sektor perbankan dan pasar modal sedang melakukan finalisasi dari skema pembiayaan yang dapat diberikan bagi operasional pelaksanaan program makan bergizi gratis ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar saat konferensi pers KSSK, Senin (28/7/2025).
Adapun skema pembiayaan yang dirancang mencakup pembiayaan operasional (OPEX), refinancing, hingga pembiayaan untuk peningkatan kapasitas ke depan (APEX). Dengan dukungan ini, diharapkan program makan bergizi gratis dapat diakselerasi dan diperluas cakupannya agar target yang telah ditetapkan pemerintah dapat tercapai dalam waktu dekat.
“Kami melihat bahwa pelaksanaannya, realisasinya akan dapat segera dimulai dalam waktu singkat,” ujar Mahendra.
Menanggapi hal ini, Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara mengatakan, sebagai mitra strategis Pemerintah, Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung pencapaian Asta Cita Pemerintah melalui akselerasi Program Makan Bergizi Gratis yang bertujuan meningkatkan kecukupan gizi dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Baca Juga: Kementerian PU akan Bangun 2.200 Dapur MBG di 2025, Ini Lokasinya!
"Terkait pembiayaan program ini, kami menunggu petunjuk teknis dari Pemerintah dan regulator," kata Ashidiq.
Dalam mendukung ekosistem pangan nasional, Bank Mandiri juga disebut secara aktif menyalurkan pembiayaan kepada sektor-sektor terkait serta memperkuat peran lebih dari 100 ribu Mandiri Agen untuk mempermudah akses layanan keuangan bagi pelaku usaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia.
Sementara sejumlah ekonom seperti Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai, program MBG memiliki tujuan jangka panjang yang baik, yaitu memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia ke depan.
"Namun demikian, mengingat ini program pemerintah maka tumpuan utamanya tetap harus dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)," katanya.
Adapun kata Eko di sisi bisnisnya, industri jasa keuangan jika akan terlibat di MBG maka harus menggunakan pendekatan market/bisnis, agar analisis kelayakan usaha MBG (missal catering, jasa distribusi, alat makan, bahan makan, dan lain-lain) memang menguntungkan secara bisnis.
"Dalam tataran praktis, harus ada mekanisme yang jelas, agar jika kelayakan bisnis ditolak industry jasa keuangan, tidak lantas dianggap tidak mendukung MBG," tuturnya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda melihat, salah satu manfaat bagi bank adalah adanya kepastian usaha untuk program MBG.
Baca Juga: Pemerintah Perluas Cakupan Penerima MBG, Emiten-Emiten Ini Diprediksi Bakal Untung
"Pengusaha dalam ekosistem MBG sudah pasti ada pembelinya yaitu pemerintah melalui program MBG. Jadi secara bisnis sudah bisa masuk," kata Huda.
Namun demikian, yang jadi problem kata Huda adalah kemampuan pembayaran hutang. Ketika ditetapkan sebesar kurang lebih Rp 10.000 per porsi, keuntungan yang didapatkan tiap aktor usaha di setiap lini produksi akan kecil.
"Harus ada kuantitas yang besar guna menutup pembayaran bunga. Jika tidak, ada beban yang ditanggung oleh pemilik usaha di program MBG," sambungnya.
Selain itu, menurut Huda kepastian program ini harus menjadi perhatian khusus bagi perbankan. Karena banyak pinjaman yang sifatnya multiyears, maka kepastian program MBG di tahun berikutnya akan jadi pertimbangan perbankan. Termasuk ke detail wilayah karena saat ini tidak semua wilayah tercover MBG.
"Ketika ada kepastian dalam jangka 5 tahun, bank tentu bisa membiayai dengan tenang," ucapnya.
Sementara menurut Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy, hingga akhir semester I tahun ini, belanja untuk MBG tidak besar yaitu hanya sekitar Rp 5 triliun.
"Jadi ini belum terlalu signifikan untuk mendorong pertumbuhan kredit bank. Sepertinya manfaat MBG juga belum sesuai harapan. Semoga kondisi ini membaik di semester ini," ujarnya.
Baca Juga: Prabowo Sebut Program MBG Baru Capai 6,7 Juta Penerima Manfaat
Selanjutnya: Pemerintah Kembali Tebar Paket Stimulus, Ampuh Dorong Ekonomi?
Menarik Dibaca: Jangan Tergiur Promo Murah! Ini 4 Tips Menghindari Penipuan Agen Perjalanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News