Reporter: Christine Novita Nababan |
JAKARTA. Keputusan Citibank Indonesia merumahkan 100 karyawannya sebagai upaya restrukturisasi organisasi bukan tanpa alasan. Ternyata bank kelas kakap yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) itu menutup dua kantor cabangnya di Indonesia.
Tigor M Siahaan, Citi Country Officer Indonesia, menangkis kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. Menurutnya, sejumlah karyawan tersebut diminta melakukan pensiun dini. Hal tersebut sebagai dampak dari penghentian operasi dua kantor cabang di Jakarta.
"Dan, keputusan ini tidak terkait dengan kondisi global. Dua kantor cabang yang ditutup sudah tidak lagi menghasilkan profit sesuai target," ujarnya ditemui KONTAN, Jumat (25/1).
Akibatnya, sambung Tigor, beberapa karyawan dipindahkan ke unit bisnis lain. Bagi mereka dengan keahlian yang sesuai kebutuhan unit barunya. Sementara, sisanya terpaksa diistirahatkan. Menurutnya, perampingan ini sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Tutup Dua Kantor
Agung Laksamana, Head of Corporate Affairs Citi Indonesia menambahkan, dua kantor cabang yang ditutup, yakni satu di Slipi - Jakarta, dan lainnya di Surabaya. "Keputusan menutup dua kantor cabang ini karena merupakan cabang kecil dan aktivitas kunjungan yang terbatas," katanya.
Karenanya, ada beberapa posisi yang hilang dari proses tersebut. Sebagian karyawan direlokasi ke kantor cabang lain. Perseroan akan fokus pada kantor-kantor cabang dengan lalu lintas nasabah yang lebih besar.
Sebelumnya, 100 karyawan Citi mengadukan manajemen bank ini ke Kementerian Tenaga Kerja (Kemenakertrans). Karyawan, seperti Jauhari Hasan, Ketua Serikat Pekerja Citi mempersoalkan PHK sepihak yang dilakukan pertengahan bulan ini karena alasan efisiensi.
Alasan ini, kata Jauhari, tidak logis karena Citi menguntungkan. Labanya melonjak 41% menjadi Rp 1,72 triliun per November 2012. "Kalau perusahaan merugi, mungkin dapat pertimbangan," tegas dia.
Alih-alih merugi, beban tenaga kerja Citi pun tak naik kentara. Yakni, hanya 2,09% menjadi Rp 780 miliar. "Cabang Indonesia bukan hanya aman dari krisis global, tetapi juga menyumbang pemasukan," imbuh dia.
Selama 2012, banyak perusahaan raksasa di dunia yang memangkas jumlah pekerja mereka dengan alasan efisiensi. Berdasarkan laporan MarketWatch, Citigroup berencana memangkas 11.000 karyawan, khususnya di sektor konsumer demi menghemat biaya sebanyak US$ 1 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News