kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

CNAF Catat Kenaikan NPF Pasca Lebaran


Selasa, 22 April 2025 / 18:34 WIB
CNAF Catat Kenaikan NPF Pasca Lebaran
ILUSTRASI. Pertumbuhan Multifinance: Pelayanan nasabah di Kantor CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) di Tangerang Selatan, Senin (13/1/2025). Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi piutang pembiayaan industri multifinance hanya tumbuh 7%-8% pada 2025 hal ini dikarenakan karena pelemahan daya beli hingga opsen pajak kendaraan bermotor. KONTAN/Baihaki/13/1/2025


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat adanya kenaikan non-performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah usai Lebaran 2025.

Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menjelaskan bahwa per akhir Maret 2025, angka NPF perusahaan tercatat sebesar 1,28%. 

“Di periode setelah Lebaran, angka NPF mengalami sedikit kenaikan. Hal ini umumnya dikarenakan kondisi keuangan masyarakat yang kurang baik setelah Lebaran sehingga berdampak pada ketidakmampuan dalam melakukan pembayaran angsuran,” ujar Ristiawan kepada Kontan, Selasa (22/4).

Baca Juga: CNAF Catat Pembiayaan Baru Rp 2,97 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 22%

Untuk menjaga kualitas pembiayaan, CNAF menerapkan berbagai strategi mitigasi risiko dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Salah satunya adalah penerapan metode risk-based pricing, yakni penentuan suku bunga yang disesuaikan dengan tingkat risiko nasabah. 

Selain itu, CNAF juga menggunakan application score dalam proses akuisisi, di mana acceptance criteria nasabah dipengaruhi oleh hasil skor tersebut. 

“Calon nasabah dengan hasil low risk akan mendapatkan proses yang lebih mudah daripada yang high risk,” kata Ristiawan.

Terkait potensi kenaikan NPF, CNAF turut menyesuaikan pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Ristiawan mengatakan bahwa pencadangan dilakukan dengan model provisioning yang mengacu pada PSAK 71 dan terus diperbarui setiap bulan. 

Baca Juga: CNAF Salurkan Pembiayaan Mobil Bekas Rp 1,98 Triliun pada Kuartal I-2025

“Kenaikan pencadangan selaras dengan pertumbuhan aset pembiayaan dan kondisi makroekonomi,” tambahnya.

Menariknya, meskipun NPF naik, CNAF mencatat bahwa jumlah penarikan kendaraan justru menurun. Hingga April 2025, jumlah kendaraan yang dikembalikan atau ditarik tercatat sebanyak 233 unit, lebih rendah dibandingkan Maret yang mencapai 356 unit.

“Jumlah mobil yang dikembalikan, baik secara sukarela maupun melalui proses penarikan, masih dalam rentang rasio stabil. CNAF lebih memprioritaskan penyelesaian secara bersama dengan nasabah dibandingkan penarikan,” ujarnya.

Ristiawan berharap tren positif ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan membaiknya kemampuan bayar nasabah pasca-Lebaran.

Baca Juga: CNAF Catatkan Perbaikan Tingkat NPF Menjadi 1,28% per Maret 2025

Selanjutnya: Amerika Serikat Mempersoalkan Sistem QRIS, Ini Kata LinkAja

Menarik Dibaca: Hanya Kota Jogja Bebas Guyuran Hujan, Pantau Cuaca Besok di DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×