Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat adanya kenaikan non-performing financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah usai Lebaran 2025.
Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, menjelaskan bahwa per akhir Maret 2025, angka NPF perusahaan tercatat sebesar 1,28%.
“Di periode setelah Lebaran, angka NPF mengalami sedikit kenaikan. Hal ini umumnya dikarenakan kondisi keuangan masyarakat yang kurang baik setelah Lebaran sehingga berdampak pada ketidakmampuan dalam melakukan pembayaran angsuran,” ujar Ristiawan kepada Kontan, Selasa (22/4).
Baca Juga: CNAF Catat Pembiayaan Baru Rp 2,97 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 22%
Untuk menjaga kualitas pembiayaan, CNAF menerapkan berbagai strategi mitigasi risiko dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Salah satunya adalah penerapan metode risk-based pricing, yakni penentuan suku bunga yang disesuaikan dengan tingkat risiko nasabah.
Selain itu, CNAF juga menggunakan application score dalam proses akuisisi, di mana acceptance criteria nasabah dipengaruhi oleh hasil skor tersebut.
“Calon nasabah dengan hasil low risk akan mendapatkan proses yang lebih mudah daripada yang high risk,” kata Ristiawan.
Terkait potensi kenaikan NPF, CNAF turut menyesuaikan pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Ristiawan mengatakan bahwa pencadangan dilakukan dengan model provisioning yang mengacu pada PSAK 71 dan terus diperbarui setiap bulan.
Baca Juga: CNAF Salurkan Pembiayaan Mobil Bekas Rp 1,98 Triliun pada Kuartal I-2025
“Kenaikan pencadangan selaras dengan pertumbuhan aset pembiayaan dan kondisi makroekonomi,” tambahnya.
Menariknya, meskipun NPF naik, CNAF mencatat bahwa jumlah penarikan kendaraan justru menurun. Hingga April 2025, jumlah kendaraan yang dikembalikan atau ditarik tercatat sebanyak 233 unit, lebih rendah dibandingkan Maret yang mencapai 356 unit.
“Jumlah mobil yang dikembalikan, baik secara sukarela maupun melalui proses penarikan, masih dalam rentang rasio stabil. CNAF lebih memprioritaskan penyelesaian secara bersama dengan nasabah dibandingkan penarikan,” ujarnya.
Ristiawan berharap tren positif ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan membaiknya kemampuan bayar nasabah pasca-Lebaran.
Baca Juga: CNAF Catatkan Perbaikan Tingkat NPF Menjadi 1,28% per Maret 2025
Selanjutnya: Amerika Serikat Mempersoalkan Sistem QRIS, Ini Kata LinkAja
Menarik Dibaca: Hanya Kota Jogja Bebas Guyuran Hujan, Pantau Cuaca Besok di DIY
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News