Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menyatakan jumlah kendaraan berupa mobil yang dikembalikan baik secara sukarela maupun melalui penarikan masih dalam rasio yang rendah pada 2024, atau stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan, rentang rasionya sebesar 0,3% dari total akun portofolio CNAF pada 2024.
"Angka itu masih dianggap tergolong rendah," ucapnya kepada Kontan, Jumat (28/2).
Ristiawan menerangkan, rendahnya penarikan atau pengembalian mobil tak terlepas dari upaya CNAF yang lebih memprioritaskan proses pembayaran normal atau penyelesaian bersama dengan nasabah yang mengalami kendala kredit.
Dalam proses pengembalian unit kendaraan, Ristiawan bilang, CNAF mengutamakan diskusi penyelesaian secara persuasif, sehingga didapatkan kesepakatan bersama dengan nasabah.
Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) akan Terbitkan PUB Tahap I senilai Rp 1,6 Triliun
Dalam penyelesaian pengembalian unit kendaraan, dia menyebut CNAF berlaku sebagai penyedia jasa dalam proses penjualan kembali unit kendaraan melalui balai lelang yang hasilnya ditujukan untuk penyelesaian kewajiban nasabah.
Ristiawan menambahkan, CNAF bekerja sama dengan balai lelang resmi dalam proses penjualan kembali unit kendaraan baik secara online maupun offline. Dalam prosesnya, waktu yang dibutuhkan sejak unit dikembalikan sampai terjual cukup pendek, yaitu dalam hitungan minggu.
"Adapun total nilai penjualan akan didahulukan untuk penyelesaian kewajiban nasabah. Jika masih terdapat kelebihan, akan dikembalikan kepada nasabah," kata Ristiawan.
Sementara itu, Ristiawan menyampaikan tren pengembalian kendaraan di CNAF awal tahun ini mengalami perbaikan, jika dibandingkan pada 2024. Hal itu seiring dengan jumlah unit kendaraan yang dikembalikan pada Januari lebih kecil sebesar 0,1% dari total akun portofolio CNAF.
"Harapannya, tren itu terus berlanjut sampai akhir tahun ini, yang mana nasabah dapat menyelesaikan kewajibannya dengan membayar cicilan tepat waktu," ungkap Ristiawan.
Adapun CNAF mencatatkan perbaikan NPF dengan angka sebesar 1,03% pada 2024, sedangkan pada 2023 sebesar 1,11%. Ristiawan optimistis angka NPF bisa berada di bawah 1% pada 2025.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat Non Performing Financing (NPF) industri multifinance meningkat dari 2,48% pada 2023 menjadi sebesar 2,70% pada 2024. (*)
Selanjutnya: Disokong Listrik Patuha dan Dieng, Geo Dipa Meraih Pendapatan Rp 1,16 Triliun di 2024
Menarik Dibaca: 4 Keuntungan Ambil Gap Year Untuk Membantu Menetapkan Tujuan Hidup
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News