Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Tetapi, kalau Covid-19 baru bisa selesai di kisaran bulan Juni-Juli 2020 maka kredit BTN kemungkinan hanya akan tumbuh 5%-6% yoy. "Lebih lama dari itu, tentunya mungkin bisa lebih turun lagi," pungkasnya.
Melihat proyeksi ini, bank bersandi busa BBTN ini meramal LDR masih akan tetap terjaga 110%. Kendati tinggi, BTN sejatinya sudah menyiapkan cadangan likuiditas 20%-30% dari posisi normal. Artinya, kebutuhan ekspansi masih bisa tetap terpenuhi sampai akhir tahun kendati ada diterpa Covid-19.
Baca Juga: Bank sistemik menyusut jadi 13 bank
Lagipula, saat ini pemerintah menurut Nixon bersama dengan regulator tengah merancang alternatif likuiditas bagi perbankan yang membutuhkan. Hal ini bisa menjadi angin segar bagi perbankan di tengah tren restrukturisasi kredit yang berlangsung.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan saat ini pihaknya belum berencana melakukan revisi target. Terutama dari poisi DPK. Sebab, dengan pemanfaatan channel digital tentunya bisa menjadi alternatif bank untuk memasarkan produk DPK. Sementara itu, dari sisi likuiditas menurutnya juga masih terjaga dengan posisi LDR 86% per Februari 2020 dan loan to funding ratio (LFR) 84%.
Sebelumnya, Parwati mengatakan memang perbankan tidak akan bisa menghindari pemangkasan pertumbuhan kredit tahun 2020 dengan kondisi ekonomi saat ini. Pun, perseroan menyebut target kredit tahun ini hanya akan di level satu digit.
Baca Juga: Kuasai 54,94% saham BBCA, Robert Budi & Michael Bambang raup dividen Rp 7,2 triliun
Bukan bank saja yang melakukan revisi proyeksi 2020. Bank Indonesia (BI) pun juga memperkirakan kredit di 2020 akan tumbuh sekitar 6%-8%. Lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sekitar 9%-11%. Sejatinya, perbankan memang diperkenankan secara aturan untuk melaporkan revisi target selama satu tahun kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News