kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Dampak penyebaran wabah corona, bank mau tak mau bakal revisi target di tahun ini


Senin, 13 April 2020 / 16:09 WIB
Dampak penyebaran wabah corona, bank mau tak mau bakal revisi target di tahun ini
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di Bank Central Asia (BCA), BSD, Tangerang Selatan, Jumat (3/4).


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit perbankan, peningkatan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan pun diakui bankir bakal ikut seret. Hal ini merupakan dampak dari berkurangnya aktivitas masyarakat guna mengurangi penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Meski begitu, bank besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan kalau melihat pada posisi Februari 2020 sebenarnya pertumbuhan DPK masih cukup tinggi. Direktur BCA Santoso Liem mengatakan per Februari 2020 DPK perseroan masih naik dua digit sebesar 12,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 704,8 triliun.

Baca Juga: Koinworks terima pendanaan senilai Rp 316 miliar

Pun, bank bersandi bursa BBCA ini juga masih mencetak peningkatan kredit pada dua bulan pertama 2020 sebesar 8,6% yoy menjadi Rp 574,89 triliun. Pertumbuhan yang relatif terjaga ini membuat rasio loan to deposit (LDR) BCA relatif aman di kisaran 82% atau tidak banyak berubah dari posisi beberapa bulan sebelumnya.

Tapi, meski belum menyebut rencana revisi proyeksi di tahun 2020 ini, Santoso menegaskan bahwa BCA sejak awal memang memasang target konservatif yang didasarkan pada perkembangan ekonomi global dan nasional yang dinamis. "Prediksi tersebut saat ini akan menambahkan faktor perkembangan Covid-19 dalam perhitungan terbaru," tuturnya, Senin (13/4).

Hal ini menjadi isyarat akan adanya perubahan revisi target perseroan di akhir tahun. Bank swasta terbesar ini menyebut, pertumbuhan kredit dan DPK kemungkinan besar akan menyesuaikan dengan kondisi terkini pasar domestik dan global.

Sebagai pengingat saja, pada awal tahun 2020 BCA menyebutkan target kredit hingga penghujung tahun hanya di kisaran 7-8% sementara DPK di level 6%-7%.

Baca Juga: Langgar sejumlah aturan, OJK kembali bekukan usaha Wannamas Multifinance

Sementara itu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sudah secara terang-terangan menyebut bahwa akan ada revisi target ke bawah tahun ini. Direktur Keuangan BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan kemungkinan tahun ini DPK perseroan hanya ditarget sekitar 0%-3% secara yoy saja.

Nah, sedangkan untuk pertumbuhan kredit diperkirakan untuk kredit pemilikan rumah (KPR) non subsidi BTN hanya akan dijaga 0%-3%. "Kredit modal kerja atau konstruksi untuk komersial 0-3%. Tidak negatif saja sudah bersyukur," ujarnya dalam video conference, Sabtu (11/4). Hanya saja, Nixon mengungkap, bila penanganan Covid-19 bisa rampung di bulan Mei 2019 maka kredit BTN masih bisa tumbuh 8-9% secara keseluruhan.

Tetapi, kalau Covid-19 baru bisa selesai di kisaran bulan Juni-Juli 2020 maka kredit BTN kemungkinan hanya akan tumbuh 5%-6% yoy. "Lebih lama dari itu, tentunya mungkin bisa lebih turun lagi," pungkasnya.

Melihat proyeksi ini, bank bersandi busa BBTN ini meramal LDR masih akan tetap terjaga 110%. Kendati tinggi, BTN sejatinya sudah menyiapkan cadangan likuiditas 20%-30% dari posisi normal. Artinya, kebutuhan ekspansi masih bisa tetap terpenuhi sampai akhir tahun kendati ada diterpa Covid-19.

Baca Juga: Bank sistemik menyusut jadi 13 bank

Lagipula, saat ini pemerintah menurut Nixon bersama dengan regulator tengah merancang alternatif likuiditas bagi perbankan yang membutuhkan. Hal ini bisa menjadi angin segar bagi perbankan di tengah tren restrukturisasi kredit yang berlangsung.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan saat ini pihaknya belum berencana melakukan revisi target. Terutama dari poisi DPK. Sebab, dengan pemanfaatan channel digital tentunya bisa menjadi alternatif bank untuk memasarkan produk DPK. Sementara itu, dari sisi likuiditas menurutnya juga masih terjaga dengan posisi LDR 86% per Februari 2020 dan loan to funding ratio (LFR) 84%.

Sebelumnya, Parwati mengatakan memang perbankan tidak akan bisa menghindari pemangkasan pertumbuhan kredit tahun 2020 dengan kondisi ekonomi saat ini. Pun, perseroan menyebut target kredit tahun ini hanya akan di level satu digit.

Baca Juga: Kuasai 54,94% saham BBCA, Robert Budi & Michael Bambang raup dividen Rp 7,2 triliun

Bukan bank saja yang melakukan revisi proyeksi 2020. Bank Indonesia (BI) pun juga memperkirakan kredit di 2020 akan tumbuh sekitar 6%-8%. Lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sekitar 9%-11%. Sejatinya, perbankan memang diperkenankan secara aturan untuk melaporkan revisi target selama satu tahun kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×