Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menginvestasikan dana cukup besar untuk teknologi informasi. Selama 2012, biaya yang dikeluarkan bank pemerintah tersebut mencapai US$ 85 juta.
"Kami memang banyak investasi di bidang teknologi informasi, seperti Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan electronic channel," jelas Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala Mansury, Senin, (15/4).
Investasi ini memiliki porsi 61,8% terhadap total investasi Mandiri yakni US$ 140 juta. Sedangkan, porsi investasi non teknologi Mandiri hanya 38,2% atau sekitar Rp 800 miliar.
Disebutnya, investasi bagi teknologi informasi ini mampu tumbuh 40% per tahun. Tahun ini, Mandiri ingin menginvestasikan US$ 110 juta untuk teknologi informasi. Kemudian dalam 2 tahun mendatang, bank dengan aset terbesar ini berharap investasi untuk teknologi informasinya dapat mencapai US$ 130 juta per tahun.
Pahala menyebut, bahwa Mandiri lebih senang berinvestasi pada teknologi informasi ini karena lebih efisien. Dibanding membuka cabang yang investasinya bisa mencapai Rp 1 miliar, lebih baik menyediakan ATM yang investasinya tak sampai seperlimanya tiap mesin.
Lalu dengan lebih banyaknya transaksi dari ATM dan Electronic Data Capture (EDC), diharapkan fee based income Mandiri juga dapat meningkat. Tahun ini, Mandiri berharap pendapatan komisinya mampu naik 25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News