Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Sejumlah bank semakin gencar mendorong bisnis pengelolaan dana nasabah tajir alias wealth management. Pasalnya, lewat bisnis ini, perbankan dapat mendorong pertumbuhan kinerja khususnya dari sisi pendanaan.
Ambil contoh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang menyatakan hingga saat ini dana nasabah yang dikelola oleh wealth management Bank Mandiri hingga Juli 2017 mencapai Rp 167,93 triliun. Angka tersebut meningkat 16% dibandingkan perolehan di periode yang sama tahun lalu.
SVP Wealth Management Group Bank Mandiri Elina Wirja Kusuma mengatakan, salah satu strategi Bank Mandiri mendorong pertumbuhan dana kelolaan antara lain dengan fokus terhadap dua segmen nasabah yakni prioritas dan private milik perseroan. Adapun, saat ini jumlah nasabah segmen wealth bank berlogo pita emas ini sudah mencapai 52.011 nasabah per Juli 2017.
Jumlah ini meningkat 14,36% dibanding pencapaian Juli 2016 dengan jumlah nasabah 45.480. "Masih ada banyak potensi nasabah yang dapat kami garap dari existing customer. Untuk private saja dengan dana kelolaan di atas Rp 20 miliar kami sudah ada 1.600 nasabah. Tapi untuk prioritas ada 52.000 nasabah," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/8).
Asal tahu saja, jika merujuk pada data per Juli 2017, dana kelolaan milik nasabah kaya bank berkode saham BMRI ini mayoritas masuk ke produk dana pihak ketiga (DPK). Rinciannya, sebanyak Rp 74,2 triliun masuk ke produk deposito. Jumlah dana kelolaan di deposito naik 13,1% secara year on year (yoy). Untuk dana murah atau current account and saving account (CASA) total dana kelolaan wealth management Mandiri berkisar Rp 48,2 triliun atau tumbuh 10,7% yoy.
Adapun untuk produk investasi, dana jumbo milik nasabah tajir Bank Mandiri ini mayoritas masuk ke reksadana mencapai Rp 21,8 triliun atau naik drastis 38,2%. Sementara untuk surat berharga sebanyak Rp 16,9 triliun atau naik 33,4% yoy.
Kendati dari dua instrumen investasi naik tinggi, dana kelolaan di produk bancassurance hanya tumbuh tipis yakni 6,1% sebesar Rp 6,6 triliun. "Dana kelolaan yang masuk ke DPK sekitar 73% dari total fund under management (FUM), sementara 27% sisanya ada di produk reksadana, obligasi dan bancassurance," tuturnya.
Guna mendorong pertumbuhan bisnis wealth management, Mandiri pun telah menggodok beberapa strategi. Antara lain, dengan fokus terhadap nasabah, terutama nasabah payroll melalui program bank at work Mandiri serta cross selling nasabah.
Selain itu, Elina menyebut dalam dua tahun ke depan pihaknya juga akan mengedepankan teknologi digital guna menjaring nasabah berusia muda. Lewat strategi ini, bank Mandiri optimis dapat menghimpun nasabah mencapai 60.000 di akhir tahun 2017. "Secara kasar saja, nasabah kami bertambah kurang lebih setahun 2.000 lebih, mungkin bisa sampai 10.000. Jadi dari 52.000 menjadi 60.000, kami dorong dari nasabah prioritas," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News