kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.129   71,00   0,44%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

Dana PEN bikin DPK bank Himbara dan bank daerah melambung


Selasa, 11 Agustus 2020 / 19:02 WIB
Dana PEN bikin DPK bank Himbara dan bank daerah melambung
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah bank. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/02/2017


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penempatan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) oleh pemerintah ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), dan bank daerah turut mendongkrak penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) kedua bank. Hal berbeda terjadi di bank swasta, campuran, maupun asing. 

Dari catatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Juni 2020, bank pelat merah mencatat pertumbuhan DPK 3,7% dibandingkan bulan sebelumnya, sementara bank daerah tumbuh 3,5%. Adapun bank swasta nasional pertumbuhannya -0,5%, bank campuran -6,3%, dan bank asing melorot -0,7%. 

Baca Juga: Hadirkan pembayaran melalui QR Code, Indomobil Finance gandeng Bank Maybank

Pertumbuhan serupa juga terjadi jika dibandingkan akhir kuartal I-2020 atau pada Maret 2020. Bank BUMN tumbuh 4,1%, bank daerah tumbuh 5,4%, kemudian bank swasta nasional -1,6%, bank campuran 7,5%, dan bank asing -14,6%. 

Meskipun pertumbuhan DPK melambat sejumlah bankir mengaku kondisi likuiditas sejatinya masih terjaga, maklum ekspansi kredit juga tertahan selama pandemi. Di sisi lain mereka juga mengaku belum tertarik buat memanfaatkan penempatan dana PEN.

Asal tahu, via PP 43/2020, dana PEN kini tak terbatas bisa ditempatkan pada 15 bank beraset terbesar. Sepanjang menyandang status sehat, dan mayoritas dimiliki lokal, bank bisa mengajukan dana PEN. 

PT Bank BNI Syariah misalnya turut mengalami penurunan DPK 2,71% dari Rp 44,85 triliun pada kuartal I-2020 menjadi Rp 43,64 triliun pada akhir Juni 2020. Meski demikian, Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah Wahyu Acianto bilang, likuiditas perseroan masih sangat mencukupi. 

Baca Juga: Gara-gara corona, bank makin sulit pulihkan kredit hapus buku

“Likuiditas kami saat ini masih dalam posisi yang longgar dengan FDR di kisaran 71%. Saat ini fokus kami untuk memperbaiki kualitas pembiayaan serta menjaga biaya dana,” katanya.

Alasannya disebut Wahyu karena pertumbuhan pembiayaan perseroan cukup terganggu akibat pandemi. Sepanjang semester I-2020, pertumbuhan pembiayaan perseroan juga tercatat masih negatif 3,87% (ytd), dari Rp 32,64 triliun akhir tahun lalu menjadi Rp 31,38 triliun. 

Meskipun menurun, Wahyu bilang komposisi DPK perseroan yang didominasi dana murah alias current account and saving account (CASA) lebih dari 67% portofolio juga membuat perseroan kini belum memerlukan penempatan dana PEN. 

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra. Ia bilang saat ini pihaknya belum membutuhkan dana PEN.  Selain karena likuiditas masih aman, Henky bilang kinerja perseroan sejatinya masih terjaga meski dalam situasi pandemi seperti ini.

Baca Juga: Permudah transaksi saat berbelanja online, BCA luncurkan fitur Debit Online

“Likuiditas kami masih aman, hingga Juni 2020, DPK masih tumbuh 7% (yoy), sedangkan kredit tumbuh 9% (yoy). Sehingga kami saat ini juga belum membutuhkan dana PEN,” kata Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra kepada Kontan.co.id, Selasa (11/8).

Per Juni 2020, perseroan tercatat berhasil menghimpun DPK senilai Rp 9,44 triliun dengan pertumbuhan 4,78% dibandingkan bulan sebelumnya, dan tumbuh 3,55% dibandingkan akhir kuartal I-2020.

Adapun Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah juga tak khawatir tak dapat menerima dana PEN. Sebab, perseroan juga tengah menyiapkan aksi penambahan modal via rights issue senilai Rp 500 miliar pada awal kuartal IV-2020.

Sebagai catatan perseroan, tak dapat memanfaatkan dana PEN, sebab 92,50% kepemilikan sahamnya dimiliki saing, dalam hal ini adalah Apro Financial Co Ltd asal Korea Selatan.

Baca Juga: Obligasi Bank BTN kelebihan permintaan 1,8 kali

“Kinerja kami masih terjaga, sementara untuk kebutuhan dana, pada kuartal IV-2020 juga akan melanjutkan rights issue Rp 500 miliar sehingga saat ini kami juga belum tertarik memanfaatkan dana PEN,” katanya kepada Kontan.co.id. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×