Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Meskipun menurun, Wahyu bilang komposisi DPK perseroan yang didominasi dana murah alias current account and saving account (CASA) lebih dari 67% portofolio juga membuat perseroan kini belum memerlukan penempatan dana PEN.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra. Ia bilang saat ini pihaknya belum membutuhkan dana PEN. Selain karena likuiditas masih aman, Henky bilang kinerja perseroan sejatinya masih terjaga meski dalam situasi pandemi seperti ini.
Baca Juga: Permudah transaksi saat berbelanja online, BCA luncurkan fitur Debit Online
“Likuiditas kami masih aman, hingga Juni 2020, DPK masih tumbuh 7% (yoy), sedangkan kredit tumbuh 9% (yoy). Sehingga kami saat ini juga belum membutuhkan dana PEN,” kata Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra kepada Kontan.co.id, Selasa (11/8).
Per Juni 2020, perseroan tercatat berhasil menghimpun DPK senilai Rp 9,44 triliun dengan pertumbuhan 4,78% dibandingkan bulan sebelumnya, dan tumbuh 3,55% dibandingkan akhir kuartal I-2020.
Adapun Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) Efdinal Alamsyah juga tak khawatir tak dapat menerima dana PEN. Sebab, perseroan juga tengah menyiapkan aksi penambahan modal via rights issue senilai Rp 500 miliar pada awal kuartal IV-2020.
Sebagai catatan perseroan, tak dapat memanfaatkan dana PEN, sebab 92,50% kepemilikan sahamnya dimiliki saing, dalam hal ini adalah Apro Financial Co Ltd asal Korea Selatan.
Baca Juga: Obligasi Bank BTN kelebihan permintaan 1,8 kali
“Kinerja kami masih terjaga, sementara untuk kebutuhan dana, pada kuartal IV-2020 juga akan melanjutkan rights issue Rp 500 miliar sehingga saat ini kami juga belum tertarik memanfaatkan dana PEN,” katanya kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News