kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Danamon catat laba bersih Rp 3,03 triliun di kuartal III-2018


Rabu, 24 Oktober 2018 / 19:01 WIB
Danamon catat laba bersih Rp 3,03 triliun di kuartal III-2018
ILUSTRASI. Paparan kinerja Bank Danamon


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Danamon Indonesia Tbk pada kuartal III-2018 mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 3,03 triliun. Angka ini terbilang stagnan bila dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia mengatakan laba yang stagnan ini utamanya karena konsolidasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya yakni dengan pembersihan dan penagihan kredit mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP) dengan total portofolio mencapai Rp 3,5 triliun per akhir September 2018 lalu.

"Secara umum laba bersih kami relatif berada di posisi stabil dibandingkan dengan setahun sebelumnya," ujar Satinder saat ditemui di kantor pusat Danamon, Rabu (24/10).

Bila dirinci berdasarkan pencapaian perusahaan, pendapatan bunga bersih Bank Danamon tumbuh tipis sebesar 2% secara year on year (yoy) menjadi Rp 10,82 trilliun. Di sisi lain, pendapatan operasional juga hanya tumbuh 1% menjadi Rp 13,26 triliun di akhir September lalu.

Sementara pendapatan non bunga alias non interest income justru menyusut 7% yoy dari Rp 2,6 triliun per kuartal III-2017 menjadi Rp 2,43 triliun di periode September 2018.

Kendati demikian, sejalan dengan rencana konsolidasi perusahaan biaya kredit memang stagnan di level Rp 2,51 triliun. Sementara beban operasional hanya tumbuh sedikit 1% secara yoy dari Rp 6,39 triliun menjadi Rp 6,43 triliun.

"Sampai akhir tahun ini kami masih akan stabil, karena dengan tren kenaikan bunga di pasar. Cost of fund (CoF) mulai tinggi sedikit, dan kami memang memutuskan untuk menahan SBDK (suku bunga dasar kredit). Akibatnya ada sedikit dampak ke pendapatan," tuturnya.

Sementara itu, walau laba tercatat stagnan, bank bersandi emiten bursa BDMN ini mengatakan sampai dengan kuartal III-2018 total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon masih tumbuh sebesar 6% menjadi Rp 134,3 triliun dibandingkan Rp 126,9 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Kredit di segmen perbankan UKM tumbuh 11% menjadi Rp 30,5 triliun, sementara kredit KPR tumbuh 35% menjadi Rp 7,3 triliun," ungkapnya.

Pertumbuhan kredit dan trade finance Bank Danamon juga ditopang dari kinerja anak perusahaan Adira Finance. Sampai dengan kuartal III 2018 lalu, Adira Finance membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 12% menjadi Rp 49,7 triliun.

Pihaknya mengatakan, pertumbuhan ini didorong oleh pembiayaan baru yang tumbuh 14,8% yoy untuk roda dua dan 22% untuk roda empat. Hal ini kontras dengan kondisi pada periode yang sama tahun 2017, dimana pembiayaan baru untuk kendaraan roda dua turun 16% dan roda empat stagnan.

Artinya, di luar pembiayaan mikro, total portofolio kredit dan trade finance Bank Danamon memang masih tumbuh 10% menjadi Rp 131,1 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.

Hasilnya, total aset Bank Danamon secara konsolidasi naik 3% menjadi Rp 178,63 triliun. Rata-rata penempatan dana di obligasi pemerintah juga naik cukup besar mencapai 43% yoy dari Rp 9,16 triliun menjadi Rp 13,08 triliun pada kuartal III-2018.

Nah dari sisi rasio keuangan, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Bank Danamon memang menurun dari 9,3% menjadi 9%. Ahluwalia mengatakan hal tersebut memang sengaja diturunkan seiring dengan adanya rekomposisi pendanaan yang dilakukan Bank Danamon yakni fokus ke dana murah alias CASA.

"NIM kami memang turun, karena kalau dilihat NIM kita terlalu banyak tahun ini. Paling tidak kami ingin jaga NIM stabil," katanya.

Rasio biaya terhadap pendapatan juga masih tercatat stabil di level 48,6% pada September 2018. Begitu pula dengan return on asset (ROA) yang ada di level 2,3% sementara return on equity (ROE) turun tipis 0,6% menjadi 11%.

Sementara rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun sedikit 0,3% menjadi 3%.

Direktur Bank Danamon Dadi Budiana menuturkan, perbaikan NPL ini dikarenakan pihaknya memang sedang fokus ke proses penagihan (collection). Serta melakukan mitigasi secara bertahap hingga ke proses penghapusbukuan.

Disamping itu, rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) Bank Danamon masih aman di level 22,3%. Praktis tak bergerak dari posisi September tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×