kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danamon catat laba Rp 2,6 triliun di 2016


Rabu, 01 Maret 2017 / 18:04 WIB
Danamon catat laba Rp 2,6 triliun di 2016


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Bank Danamon Tbk mencatat kinerja yang cukup bagus sepanjang 2016. Hal ini seiring dengan langkah efisiensi yang dilakukan. Laba bersih bank berkode BDMN ini sebesar Rp 2,67 triliun atau naik 12% di 2016 secara tahunan atau year on year (yoy). Kenaikan laba ini disebabkan karena beban operasional yang turun sebesar 4% yoy menjadi Rp 8,6 triliun.

Pendapatan bunga bersih  pada 2016 lalu tercatat naik tipis 1% secara yoy menjadi Rp 13,7 triliun. Kenaikan tipis pendapatan bunga bersih ini karena turunnya pertumbuhan kredit selama 2016 sebesar 2% yoy menjadi Rp 127,3 triliun.

Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon mengatakan, efisiensi yang dilakukan ini tercermin dari rasio biaya terhadap pendapatan (CIR) yang turun 320bps menjadi 48,8%. “Pada 2017 kami targetkan kredit bisa tumbuh tinggi sebesar 10% sampai 12%,” ujar Vera, ketika paparan kinerja, Rabu (1/3).

Untuk mencapai target pertumbuhan kredit pada 2017 ini, Danamon akan menggenjot lini bisnis yang masih positif. Beberapa lini bisnis ini adalah UKM, komersial korporasi dan pembiayaan ke lembaga keuangan. Selain itu, pertumbuhan lini bisnis dari kendaraan bermotor juga diharapkan bisa tumbuh lebih baik pada 2017 ini.

Menurut Vera, penurunan tipis pertumbuhan kredit pada 2016 ini salah satunya disebabkan karena bisnis mikro Danamon Simpan Pinjam (DSP). Tercatat bisnis DSP pada 2016 lalu mengalami penurunan 30% secara yoy.

Namun beberapa bisnis lain pada 2016 lalu mencatat pertumbuhan kinerja yang cukup bagus. Di antaranya adalah bisnis UKM, KPR komersial yang tumbuh doube digit masing masing sebesar 10%, 21% dan 11%.

Untuk kredit bermasalah pada 2016 lalu, Danamon mencatat kenaikan tipis 10bps menjadi 3,1%. Kenaikan kredit bermasalah ini utamanya dikontribusikan dari segmen mikro DSP yang mempunyai NPL sebesar 10%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×