kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Danareksa & Bahana akan kempit saham Holding BUMN


Selasa, 16 Februari 2016 / 14:35 WIB
Danareksa & Bahana akan kempit saham Holding BUMN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mengebut pembentukan holding bank BUMN. Yang terbaru, kementerian yang dipimpin oleh Menteri Rini Soemarno ini menargetkan dua perusahaan investasi BUMN, yaitu Danareksa dan Bahana diproyeksi bisa menjadi pemegang saham di holding bank BUMN.

Gatot Trihargo, Deputi Bidang Jasa Usaha Kementerian BUMN mengatakan, penunjukkan dua perusahaan investasi ini lantaran kedua perusahaan investasi ini memiliki anak usaha di bidang aset manajemen dan sekuritas. Selain itu, menurut Gatot, kedua perusahaan tersebut memiliki kompetensi untuk menjalankan tugasnya.

“Danareksa punya banyak anak usaha, antara lain, securities Bahana. Karena itu, kami memandang dua BUMN ini pantas dipilih untuk jadi holding,” ujar Gatot, Selasa, (16/2).

Selain Danareksa dan Bahana, Gatot juga mengatakan, masing-masing bank BUMN juga diproyeksi menjadi pemegang saham dari holding bank BUMN ini. Diharapkan, kedepannya holding yang berbentuk perseroan terbatas ini juga bisa melantai di bursa alias IPO.

Dengan konsep investment holding ini, lanjut Gatot, bank BUMN di Indonesia bisa mempunyai daya saing yang lebih besar dalam menghadapi MEA di sektor perbankan pada tahun 2020. Selain itu, dengan holding ini, penyediaaan dana untuk infrastruktur akan bisa terpenuhi dengan mudah. 

“Keperluan dana untuk infrastruktur bisa sebesar Rp 1.000 triliun sampai Rp 5.000 triliun. Sedangkan kapasitas pembiayaan dari perbankan saat ini baru mencapai Rp 450 triliun,” ujar Gatot.

Dia menambahkan, dengan pembentukan holding, bank BUMN bisa lebih efisien. Dengan begitu, BOPO masing-masing perbankan bisa turun. Bahkan, opsi pencarian dana oleh empat bank BUMN akan lebih mudah.

Untuk tahap awal, realisasi pembentukan investment holding perbankan, Kementerian BUMN akan membentuk kartu bersama atau e-toll yang bisa digunakan oleh empat bank BUMN. Dalam waktu dekat, Kementerian BUMN juga akan merealisasikan pembentukan EDC bersama BUMN.

“Setelah akusisi switching selesai, diharapkan Indonesia selangkah lagi mempunyai NPG. Hal ini diharapkan mengurangi ketergantungan bank BUMN kepada Visa dan Mastercaard,” ujar Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×