Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Bank berlogo pita emas ini menambahkan aset produktif lain yaitu surat berharga juga membantu meningkatkan pertumbuhan. Tercatat, total surat berharga pemerintah di Bank Mandiri telah menembus Rp 110 triliun dan surat berharga korporasi lainnya menembus Rp 37 triliun.
"Portofolio surat berharga selain sebagai instrumen likuiditas juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan bunga," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa selain penyaluran kredit, Bank Mandiri masih memiliki opsi lain untuk mengembangkan aset.
Dus, pada akhir tahun 2019 ini Bank Mandiri berharap pertumbuhan aset secara konsolidasi bisa naik 8%-10% dari tahun lalu.
Baca Juga: Group Salim bakal luncurkan uang digital, ini kata GoPay
Sementara itu untuk BNI, per September 2019 lalu pertumbuhan aset hanya sebesar 6,3% secara yoy menjadi Rp 757 triliun. Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menjelaskan pertumbuhan ini masih ditopang oleh aset organik yaitu kredit yang meningkat 14,4% di periode September 2019.
Kendati hanya menargetkan pertumbuhan aset moderat di akhir tahun, Herry menjelaskan tidak menutup peluang kenaikannya bisa melebihi pencapaian di kuartal III 2019 melalui pertumbuhan anorganik.
"Kami akan fokus pada optimalisasi earning asset dengan shifting ke aset-aset dengan yield yang lebih tinggi dan optimalisasi sisi liabilitas," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News