Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Bank DBS Indonesia hari ini memperkenalkan investasi currency linked investment (CLI) dalam mata uang China Renminbi. Head of Sales Treasury & Markets DBS Indonesia, Benny Aroeman mengungkapkan, investasi CLI ini adalah untuk menjawab kebutuhan dan permintaan nasabah akan potensi nilai imbal hasil yang lebih menguntungkan.
Benny menjelaskan, CLI merupakan produk investasi non konvensional dengan potensi imbal hasil yang lebih menarik daripada deposito konvensional. Ia bilang, layanan ini, hanya dapat ditawarkan pada nasabah perseorangan yang memiliki portofolio aset berupa kas, giro, tabungan dan atau deposito sekurang-kurangnya Rp 5 miliar atau ekuivalen dalam mata uang asing.
Hal itu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 11/26/PBI/2009 tentang Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Kegiatan Structured Product bagi Bank Umum. Benny bilang, banyaknya aktivitas ekspor dan impor dengan China serta maraknya pembahasan geliat Renminbi di pasar, membawa dampak pada meningkatnya permintaan CLI dalam Renminbi dari nasabah high-net worth.
"Renminbi memiliki volatilitas yang tinggi terhadap dollar Amerika Serikat. Sehingga, dalam kaitannya dengan CLI, berpotensi membantu nasabah untuk dapat memiliki imbal balik yang lebih menguntungkan," jelas Benny di Jakarta, Kamis (18/12).
Mata uang China Renminbi menjadi sorotan di Asia dalam periode dua hingga tiga tahun belakangan. Sebagai negara dengan tingkat perekonomian terbesar kedua dan juga negara perdagangan asing terbesar ke dua di dunia, China diyakini memberikan prospek penguatan nilai Renminbi di pasar valuta.
Beberapa analis pasar juga menyatakan bahwa ada kemungkinan Renminbi akan digunakan secara internasional seperti dollar Amerika Serikat. "CLI dalam Renminbi berpotensi memenuhi harapan imbal hasil yang berprospektif baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News