CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dekopin: Empat pilar ini bisa memperkuat koperasi di era milenial


Selasa, 10 April 2018 / 16:13 WIB
Dekopin: Empat pilar ini bisa memperkuat koperasi di era milenial
ILUSTRASI.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era digital memberikan tantangan tersendiri bagi perkembangan koperasi. Untuk itu, Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Agung Sudjatmoko paparkan adanya empat pilar untuk koperasi di era milenial.

"Prof. Yuyun Wirasasmita menyampaikan bahwa ide dasar pengembangan koperasi harus dimulai dari feel need atau kebutuhan anggota koperasi yang sifatnya permanen bukan sementara, yang dapat diusahakan pemenuhannya oleh koperasi," ujar Agung dalam siaran pers pada Selasa (10/4).

Ini merupakan kunci sukses koperasi yang dicintai anggota, sebab koperasi mampu mendorong partisipasi yang loyal dari anggotanya. Sedangkan loyalitas anggota memodali dan menggunakan usaha koperasi yang mendatangkan keuntungan untuk kesejahteraan bersama.

Kedua, posisi anggota koperasi yg strategis dengan duel identity. Anggota koperasi adalah pemilik yang berkewajiban memberikan modal untuk usaha koperasi, sekaligus sebagai pelanggan usaha koperasi.

"Sebab koperasi bertugas memenuhi kebutuhan bersama secara gotong-royong. Kelemahan saat ini gerakan koperasi Indonesia belum membangun economic community yang menempatkan anggota pada peran ganda tersebut," jelas Agung.

Tiga, cooperative effect, konsep koperasi mengajarkan bahwa berkoperasi akan memberikan nilai lebih akan pelayanan dan penyediaan kebutuhan anggota yang murah, tepat, cepat dan berkualitas. Hal ini bisa dicapai oleh koperasi jika terbangun komitmen kuat anggota secara bersama membangun pemenuhan kebutuhan econominya secara gotong-royong.

"Terakhir, pendidikan perkoperasian kepada anggota, untuk membangun kebersamaan dalam pemenuhan ekonomi diperlukan satu komitmen di koperasi yaitu koperasi mampu menyediakan kebutuhan anggota dengan nilai tambah yang tinggi," tutur Agung.

Menurut Agung, konsep membiayai bersama (joint financing), membeli bersama (joint buying) dan menjual bersama (joint selling) harus bisa dilakukan di koperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×