Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
“Permintaan rumah masih cukup tinggi, dan hal ini didukung pemerintah yang akan menambah subsidi ke sektor perumahan dalam bentuk Subsidi Selisih Bunga atau SSB, Bank BTN juga akan mengoptimalkan KPR Non subsidi khususnya segmen milenial dan urban dan mengembangkan personal loan dengan penjualan produk secara bundling antara kredit dan tabungan seperti contohnya BTN Solusi yang baru kami rilis,” jelas Pahala.
Pahala menyambut baik inisiatif Pemerintah dalam memberikan stimulus khususnya pada sektor perumahan di tengah perlambatan ekonomi nasional yang terdampak virus COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga: Aset asuransi syariah ditargetkan tumbuh hingga 10% di tahun ini
“Ini merupakan dukungan positif Pemerintah terhadap sektor perumahan yang berdampak pada 172 industri terkait pembangunan perumahan, semoga ini menjadi angin segar bagi industri pembiayaan perumahan sekaligus mendorong semangat para pelaku industri properti untuk membangun rumah dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah,” tegas Pahala.
Pemasaran produk bundling membuat bank dengan kode saham BBTN menargetkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 13-15% didorong kenaikan porsi dana murah dari giro dan tabungan.
Sedangkan rasio kredit bermasalah,atau Non Performing Loan (NPL) ditargetkan membaik di kisaran 3,5% dengan memperbaiki proses inisiasi kredit dan collection management system dan optimalisasi situs lelang rumah yaitu www.rumahmurahbtn.co.id.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi larang umrah, jamaah yang gagal berangkat ditanggung asuransi?
“Meskipun laba tahun lalu turun tajam, tahun ini kami optimistis laba Bank Tabungan bisa menembus Rp 2,5 triliun- Rp 3 triliun dengan menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 5,27% dan mendorong fee based income tumbuh di atas 17% dibandingkan tahun lalu, kita juga akan mengupayakan penurunan biaya umum dan sebagainya,” kata Pahala.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News