Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mewujudkan terciptanya ekosistem digital yang terbuka, perbankan terus mendorong pelaku digital untuk dapat memanfaatkan application interface program (API) mereka. Sejumlah bank juga terus berupaya menambah jumlah open API mereka.
Sebagai gambaran open API berguna untuk mengoneksikan platform pihak ketiga dengan layanan yang disediakan bank secara langsung. Misalnya sebuah platform e-commerce bisa menyediakan layanan pengajuan kartu kredit. Pun dari segmen pembayaran menggunakan virtual account (VA) yang bisa langsung terverifikasi.
Baca Juga: BRI alokasikan 6% dari capex IT untuk perkuat keamanan transaksi e-channel
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100) jadi salah satu bank yang gencar mengumbar API miliknya untuk dapat dimanfaatkan para pelaku digital.
“Saat ini sudah ada sekitar 75 pelaku digital yang memanfaatkan BRIAPI misalnya fintech, e-commerce, hingga travel site,” kata Direktur Digital, Informasi dan Teknologi BRI Indra Utoyo kepada Kontan.co.id.
Sedangkan saat ini, perseroan setidaknya punya empat kategori API yang bisa dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Keempatnya adalah Information API, Payment API Loan API, BRI Porduct API.
Bank dengan aset terbesar di tanah air ini juga tergolong aktif mendorong pelaku digital untuk memanfaatkan BRIAPI. Misalnya dengan menggelar hackathon digital berbasis BRIAPI bagi pelaku tekfin.
“Kita ingin menantang para pengembang aplikasi agar melahirkan produk dan layanan baru bagi masyarakat menggunakan BRIAPI yang sudah kita sediakan untuk memenuhi berbagai kebutuhan,” sambung Indra.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) buka peluang untuk terbitkan surat berharga komersial
Tekfin yang lolos hackathon digital BRI ini juga bahkan punya kesempatan untuk didanai oleh entitas anak BRI yaitu PT BRI Investama Ventura. Nilai pendanaan awalnya bisa mencapai US$ 250 juta.
Selain BRI, adapula PT Bank Permata Tbk (BNLI, anggota indeks Kompas100) yang cukup gencar mengumbar API miliknya untuk dapat dimanfaatkan oleh para pihak ketiga.
“Saat ini setidaknya sudah ada lima kategori API yang kami buka aksesnya yaitu inquiry, bill payment transfer, virtual account, hingga open account,” kata Head of Digital Channel Bank Permata Indra Gunawan.
Meskipun tergolong aktif, Indra bilang perusahaan tak melupakan aspek mitigasi resiko guna meminimalkan tindakan fraud maupun peretasan. Lagipula kata Indra industri perbankan sejatinya memang diatur secara ketat oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia.
Termasuk dalam aspek digitalnya. “Sebelum merilis produk, kami melakukan beberapa tes. Management test, security test, penetration test, hingga report testing,” lanjutnya.
Baca Juga: BNI perkuat keamanan transaksi e-channel lewat cara ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News