kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,34   9,03   0.99%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dengan bunga rendah dan guyuran stimulus, bankir pastikan permintaan KPR menggeliat


Kamis, 18 Maret 2021 / 21:11 WIB
Dengan bunga rendah dan guyuran stimulus, bankir pastikan permintaan KPR menggeliat
ILUSTRASI. Pembangunan proyek perumahan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (09/03). KONTAN/Baihaki/09/03-2021


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih diterpa pandemi Covid-19, tren permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) berangsur pulih. Bank Indonesia (BI) mencatat per Januari 2021 KPR berhasil tumbuh 3,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 521,2 triliun. 

Walau relatif tipis, sejatinya pertumbuhan tersebut masih jauh lebih baik ketimbang pertumbuhan kredit secara industri yang terkontraksi -2,1% pada awal tahun 2021. Di samping itu, perbankan optimis laju pertumbuhan KPR sangat berpotensi untuk tumbuh tahun ini. 

Pemicunya, saat ini bank sudah secara perlahan memangkas bunga KPR, sekaligus berbondong-bondong memberikan bunga promosi. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya menyebutkan rata-rata pencairan KPR pada bulan Januari dan Februari 2021 sudah mencapai Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar. 

Baca Juga: Pacu bisnis, fintech lending ramai-ramai jalin kemitraan

Pencapaian itu menurut Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga Heintje Mogi sudah jauh lebih tinggi dibanding realisasi di tahun lalu yang maksimal sebesar Rp 500 miliar. Optimisme itu salah satunya juga datang dari banyaknya stimulus properti yang diberikan perumahan. 

Dus, pertumbuhan KPR dipastikan bakalan berlanjut. "Saya punya pendapat pasti akan tumbuh. Indikator ada di dua bulan pertama karena saya lihat penjualan bagus di beberapa proyek developer, termasuk secondary sudah mulai meningkat," ujarnya Kamis (18/3).

Untuk mendorong pertumbuhan KPR tahun ini, CIMB Niaga juga sudah menyiapkan sederet amunisi. Antara lain produk KPR Xtra Pasti dengan bunga 9,5% untuk tenor 10 tahun. Kemudian yang terbaru, promo bunga fixed 3,66% pada tahun pertama dan 5,88% untuk tahun kedua dan ketiga. Sedangkan tahun berikutnya berlaku suku bunga floating.

Program yang dapat dimanfaatkan masyarakat hingga 31 Maret 2021 tersebut memiliki jangka waktu mulai 10 hingga 25 tahun. Dengan tenor yang panjang tersebut, masyarakat dapat lebih leluasa mengelola keuangan, diantaranya pembayaran cicilan bulanan menjadi lebih terjangkau.

Baca Juga: Investor asal Singapura, GIC, genggam 8,08% saham Bank Jago (ARTO), Gojek punya 21,4%

Sekadar informasi, pada tahun lalu CIMB Niaga mencatat KPR tumbuh 5,9% yoy menjadi Rp 35,78 triliun. Meski jauh lebih rendah dari posisi 2019 yang sempat naik 12,5% yoy, bank bersandi bursa BNGA ini menyebut kenaikan tersebut sudah lebih tinggi dua kali lipat dari kenaikan KPR secara industri di 2020. 

Tidak kalah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebagai penguasa pasar KPR juga menyiapkan sederet inisiatif. Misalnya, hingga 31 Maret 2021 BTN punya bunga promosi fixed 4,71% selama dua tahun. Selanjutnya, di tahun ketiga hingga kelima BTN memberlakukan kebijakan suku bunga berjenjang dengan kenaikan 1% per tahun. 

Selain itu, sebagai ujung tombak Program Sejuta Rumah, BTN juga bakal menjadi mitra Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) guna mempercepat penyediaan hunian layak huni bagi sekitar 9,1 juta masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Indonesia yang di antaranya memiliki penghasilan di bawah Rp 4 juta.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, kelompok MBR dengan penghasilan di bawah Rp 4 juta tersebut mendominasi porsi backlog akibat meningkatnya jumlah permintaan atas rumah dari para wong cilik tersebut setiap tahun. Sementara kapasitas penyediaan perumahan untuk segmen MBR belum dapat memenuhi kebutuhan mereka. 

“BTN sudah dipastikan siap untuk mendukung program Tapera tersebut. Dengan infrastruktur, jaringan ke mitra pengembang, dan pengalaman BTN dalam pembiayaan perumahan khususnya untuk subsidi bagi MBR, sampai dengan saat ini Bank BTN berkomitmen penuh mendukung program rumah nasional," terangnya. 

Baca Juga: Perkuat layanan digital, BSI dorong digitalisasi transaksi di rest area tol

Selain itu, Bank BTN juga terus melakukan berbagai inovasi di segmen KPR Subsidi yang menyasar MBR. Bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut memiliki produk KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dengan bantuan uang muka hingga Rp 40 juta.

Kemudian, Bank BTN juga menawarkan produk KPR Subsidi dengan bunga 5% fix rate atau tetap hingga 20 tahun. Perseroan juga memiliki produk KPR BTN Mikro yang menyasar para pekerja informal mulai dari tukang bakso, tukang cukur rambut, hingga tukang ojek online dan para pekerja lain yang memiliki penghasilan tidak tetap.

Dengan berbagai inovasi tersebut, sampai dengan Februari 2021, BTN telah menyalurkan KPR Subsidi sekitar Rp 107,93 triliun untuk 1,3 juta debitur. Kendati berada di masa pandemi, posisi KPR Subsidi BTN tersebut tercatat tumbuh 7,9% secara tahunan dari Rp 100,03 triliun pada Februari 2020 yang telah dimanfaatkan oleh sekitar 1,23 juta debitur di seluruh Indonesia. Ditopang dari pencapaian tersebut, secara total di tahun ini Bank BTN menargetkan KPR mampu tumbuh di kisaran 4%-6% yoy.  

Selanjutnya: Dua bulan pertama tahun 2021, penyaluran kredit BPD masih tumbuh positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×