kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Deposito laris meski bunga simpanan turun


Senin, 06 November 2017 / 19:56 WIB
Deposito laris meski bunga simpanan turun


Reporter: Yoliawan H | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga simpanan perbankan memang tengah melandai. Begitu pula Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang memangkas bunga penjaminan menjadi 5,75% untuk simpanan rupiah. Tapi, penurunan bunga ini tak menyurutkan minat nasabah menyimpan duit di deposito. 

Menurut perencana keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto, setiap investasi mempunyai kegunaan dan fungsi yang berbeda termasuk deposito.

Menurut dia, penyimpan dana di deposito mengutamakan keamanan pokok dana dan likuiditas yang relatif cepat. Bisa juga untuk investasi jangka pendek hingga satu tahun sebagai dana cadangan.

"Jadi, return sebenarnya bukan fungsi utama dari deposito,” ujar Eko kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).

Lantaran bisa digunakan sebagai penyeimbang portofolio aset dan investasi, deposan tak perlu memindahkan dananya apabila tren suku bunga sedang menurun. “Karena deposito sebagai penyeimbang dari portofolio lain seperti emas, saham dan properti,” jelas Eko.

Menurut Eko, komposisi deposito harus ada di sekitar 10% hingga 15% dari total aset seseorang. Apabila mempunya porsi lebih dari 15% sebaiknya dipindahkan ke instrumen investasi lain yang memiliki return lebih baik. Namun, sebaliknya jika ada di angka 10% sebaiknya tidak dipindahkan atau dikurangi.

Menurut Eko, biasanya masyarakat memindahkan deposito ke emas karena karakteristiknya mirip dan tentu mengikuti tren pasar yang ada.

“Prospek deposito masih cukup bagus sebagai bagian dari portofolio karena memiliki ciri khas tersendiri dan masih dibutuhkan sebagai dana cadangan yang aman dan likuid,” tutup Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×