kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deposito perbankan mulai susut, begini penyebabnya menurut bankir


Minggu, 17 Januari 2021 / 16:31 WIB
Deposito perbankan mulai susut, begini penyebabnya menurut bankir
ILUSTRASI. BI mencatat, per November 2020 realisasi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 7,4% secara yoy menjadi Rp 2.713,7 triliun.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren deposito di akhir tahun 2020 kian melandai. Hal ini utamanya disebabkan oleh strategi mayoritas bank yang fokus menggali dana murah seperti giro dan tabungan untuk menekan biaya dana. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, per November 2020 realisasi dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 7,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2.713,7 triliun. Realisasi itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sempat naik 8,1%. 

Sementara itu giro dan tabungan justru tumbuh dua digit. Masing-masing meningkat 17,3% dan 12,2% secara yoy di bulan November 2020. Utamanya perlambatan deposito disebabkan pertumbuhan deposito perorangan tumbuh 6,2% yoy, melambat dari sebulan sebelumnya 8,1%. 

Beberapa bankir yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini fenomena tersebut. Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk Rudi As Atturidha mengatakan pada November 2020 lalu deposito perseroan hanya tumbuh 4,8% yoy menjadi Rp 275,96 triliun. 

Baca Juga: Ingin buka deposito pekan depan? Lihat daftar terbaru bunga deposito bank-bank ini

Laju pertumbuhan ini menurutnya memang jauh melambat, bila dibandingkan dengan peningkatan di awal pandemi Covid-19 yang berada di kisaran 20% lebih. "Di sisi lain, Bank Mandiri mampu mendorong penghimpunan dana murah naik 9% pada akhir November 2020 lalu," ujar Rudi, Minggu (17/1). 

Nah di tahun 2021 Bank Mandiri memang berharap bisa mendorong pertumbuhan dana murah. Tapi, Rudi tidak merinci target deposito maupun dana murah di tahun ini. 

Meski begitu, bank berlogo pita emas ini membeberkan pihaknya menargetkan DPK bisa naik 6%-8% secara yoy. "Kontributor pertumbuhan tersebut bisa terbagi secara proporsional antara dana murah dan dana mahal," katanya. Ekspektasi pertumbuhan DPK itu, tambah Rudi sudah mempertimbangkan target kredit BMRI tahun ini di kisaran 5%-7% yoy. 

Senada, Direktur Distribution and Retail Funding PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Jasmin juga mengatakan, deposito memang melambat. Akan tetapi, untuk di Bank BTN sampai saat ini nominal deposito porsinya memang masih lebih dominan."Per Desember 2020, rasio CASA (dana murah) BTN sekitar 42%," terang dia.

Baca Juga: Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global




TERBARU

[X]
×