kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.691.000   12.000   0,71%
  • USD/IDR 16.345   0,00   0,00%
  • IDX 6.795   -78,69   -1,14%
  • KOMPAS100 1.010   -16,39   -1,60%
  • LQ45 783   -21,03   -2,62%
  • ISSI 210   0,71   0,34%
  • IDX30 406   -10,51   -2,52%
  • IDXHIDIV20 491   -10,85   -2,16%
  • IDX80 114   -2,41   -2,07%
  • IDXV30 120   -0,32   -0,27%
  • IDXQ30 133   -3,63   -2,65%

Di Tengah Pelemahan Daya Beli, Pelaku Usaha Perlu Strategi Tepat


Senin, 17 Februari 2025 / 09:36 WIB
Di Tengah Pelemahan Daya Beli, Pelaku Usaha Perlu Strategi Tepat
ILUSTRASI. Kredit Perbankan: Teller menghitung uang di Hana Bank, Jakarta, Senin (13/1/2025). Perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2024 tumbuh stagnan di angka 5,03%, melambat dibandingkan realisasi 2023 yang tercatat di angka 5,05%.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2024 tumbuh stagnan di angka 5,03%. Pertumbuhan ini melambat dibandingkan realisasi 2023 yang tercatat di angka 5,05%.

Perlambatan ekonomi berjalan seiring inflasi rendah pada Januari 2025 yang tercatat 0,76% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan inflasi tahunan tersebut merupakan yang terendah sejak 2020. Ini menunjukkan lemahnya daya beli masyarakat dan jika terus berlanjut akan terus menyebabkan stagnasi ekonomi.

Baca Juga: Emiten Sektor Ritel Tetap Menarik di Tengah Melambatnya Daya Beli

“Apalagi saat ini tren YONO (you only need one) sedang marak di tengah masyarakat sebagai gerakan mengurangi konsumsi di tengah kekhawatiran kondisi ekonomi yang sulit dan biaya hidup yang semakin tinggi,” ungkap Head of Sharia Digital Funding PT Bank Jago Tbk Nur Fajriah Rachmah pada acara komunitas “Beragam Cara Baik Mengelola Keuangan dan Bisnis selama Ramadan” di Jakarta, Kamis (13/2/2025).

Nur melanjutkan, di sisi lain fenomena YONO dapat membuat perekonomian tidak bertumbuh dan pelaku usaha di Indonesia semakin sulit berbisnis. Alih-alih menahan belanja, menurutnya masyarakat seharusnya lebih mengelola keuangan dengan sehat dan belanja dengan bijak.

Melihat fenomena ini, Bank Jago mengajak masyarakat untuk menggunakan produk usaha lokal dan melakukan serangkaian edukasi kepada pelaku usaha lokal menjelang Ramadan.

“Menjelang Ramadan pelaku usaha lokal perlu bersiap mengantisipasi peluang untuk menjawab kebutuhan belanja masyarakat. Di tengah fenomena penurunan daya beli masyarakat, ini merupakan kesempatan baik bagi pelaku usaha lokal untuk mempersiapkan diri demi mengelola usaha dan keuangan mereka lebih baik,” ujar Nur.

Baca Juga: Kinerja Gudang Garam (GGRM) Suram di Tengah Melemahnya Daya Beli, Cek Rekomendasinya

Menurut Nur, penting bagi kita semua untuk mendukung usaha lokal sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. "Dengan edukasi usaha lokal untuk mengelola usaha dan keuangan lebih baik, kita tidak hanya menjaga stabilitas ekonomi mereka tapi juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional,” pungkas Nur.

Bank Jago juga melakukan edukasi kepada pelaku usaha lokal mulai dari cara mengatur arus kas antara kas usaha dan pribadi, pengelolaan anggaran (budgeting), sampai pengaturan pengeluaran ketika harus menyeimbangkan kebutuhan modal, biaya-biaya yang meningkat, dan pengeluaran pribadi saat Ramadan.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Daya Beli Lemah, Pelaku Usaha Perlu Kelola Bisnis dengan Cermat, https://www.tribunnews.com/bisnis/2025/02/14/daya-beli-lemah-pelaku-usaha-perlu-kelola-bisnis-dengan-cermat.

Selanjutnya: Simak Strategi Trading Miliarder AS Ini untuk Raup Cuan Triliunan

Menarik Dibaca: Harga Emas Pegadaian Hari Ini 17 Februari 2025: Antam dan UBS Enggak Bergerak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×